Kepri Perlu Rancang Strategi agar Turis Lebih Lama Tinggal

kepri turis
Akademisi Ekonomi dari Universitas Internasional Batam (UIB), Suyono Saputra. (ANTARA/Ogen)

Batam (gokepri) – Pariwisata Kepulauan Riau belum bisa menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi. Perlu strategi agar turis mau tinggal lebih lama lagi, seperti Bali.

Sektor pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dinilai kurang dominan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, meski Kepri merupakan salah satu penyumbang wisatawan mancanegara (wisman) terbesar di Indonesia.

Menurut Akademisi Ekonomi Universitas Internasional Batam (UIB) Suyono Saputra, hal ini terlihat dari data BPS Kepri yang menunjukkan sepanjang tahun 2023, jumlah kunjungan wisman ke Kepri mencapai 1,5 juta orang, menempatkan Kepri di urutan ketiga nasional setelah Bali dan Jakarta. Namun, kontribusi sektor pariwisata terhadap ekonomi Kepri masih terbilang kecil.

Baca Juga:

“Sektor pariwisata perlu ditingkatkan lagi agar ke depannya semakin berkontribusi besar terhadap perekonomian Kepri,” kata Suyono di Tanjungpinang, Selasa (23/4/2024).

Berdasarkan data BPS tahun 2023, nilai total ekonomi Kepri tahun lalu berkisar di angka Rp300 triliun. Sektor industri menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 40,23 persen, diikuti konstruksi (21,92 persen), pertambangan (10,17 persen), dan perdagangan (8,53 persen).

Sementara itu, sektor akomodasi (meliputi industri pariwisata, hotel, dan restoran) hanya berkontribusi 1,78 persen atau sekitar Rp5 triliun, menjadikannya sektor terkecil dalam perekonomian Kepri.

Salah satu faktor yang menyebabkan minimnya kontribusi sektor pariwisata di Kepri adalah rendahnya masa tinggal wisman di daerah tersebut. Rata-rata, wisman hanya menghabiskan dua hingga tiga hari di Kepri, sehingga uang yang mereka belanjakan (spending money) pun tidak begitu besar.

Dibandingkan dengan Bali, di mana rata-rata wisman menghabiskan waktu hingga tujuh hari. Tak heran, sektor akomodasi menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata tersebut.

Meningkatkan masa tinggal wisman di Kepri menjadi kunci untuk meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kepri harus berupaya meningkatkan masa tinggal wisman, sehingga uang yang dibelanjakan wisman pun lebih besar,” ungkap Suyono.

Suyono menambahkan, salah satu tantangan utama bagi pemerintah daerah Kepri adalah bagaimana menciptakan destinasi wisata baru yang menarik minat wisman untuk tinggal lebih lama di Kepri.

“Seluruh kabupaten/kota di Kepri memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan, mulai dari Batam, Tanjungpinang, Karimun, Bintan, Lingga, hingga Natuna dan Anambas,” ujarnya.

Namun, Suyono juga menyoroti tingginya harga tiket pesawat yang menjadi hambatan bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kepri, terutama ke destinasi-destinasi terpencil seperti Natuna dan Anambas. Ditambah lagi, pilihan destinasi wisata yang ditawarkan di Kepri masih terbilang minim.

“Membutuhkan perencanaan matang yang melibatkan seluruh stakeholder terkait untuk membenahi dan meningkatkan sektor pariwisata di Kepri,” pungkas Suyono. ANTARA

Cek Berita dan Artikel yang lain diĀ Google News

 

Pos terkait