BATAM (gokepri) – Dinas Pendidikan Kota Batam mendorong guru untuk lebih kreatif dalam menciptakan media pembelajaran. Langkah ini diharapkan mempermudah penyampaian materi dan meningkatkan pemahaman siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto, mengatakan banyak guru masih terpaku pada metode pembelajaran yang disediakan oleh kementerian. Menurutnya, kreativitas guru sangat penting karena mereka lebih memahami kondisi siswa di kelas.
“Kami mendorong guru membuat media pembelajaran hasil karya sendiri, bukan hanya mengandalkan materi yang disediakan pemerintah. Media yang dibuat guru biasanya lebih sesuai dengan kebutuhan siswa,” kata Tri, Senin (25/11/2024).
Tri menjelaskan, pembuatan media pembelajaran ini berbeda dengan penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). P5 bertujuan melatih siswa menjadi lebih mandiri dalam menghasilkan karya sekaligus menumbuhkan karakter mereka. “Media pembelajaran yang menarik dapat secara tidak langsung mendukung keberhasilan P5,” ujar Tri.
Baca: Jelang Akhir Masa Jabatan, Wali Kota Rudi Apresiasi Dedikasi Guru di Batam
Terkait Kurikulum Merdeka, Tri mengatakan Kementerian Pendidikan masih mengkaji penguatannya. Jika terjadi perubahan istilah atau konsep, ia memastikan hal tersebut tidak akan membingungkan para guru.
“Sejauh yang kami tahu, kurikulum ini tidak akan diganti, hanya diperkuat. Apa pun perubahannya, guru tidak perlu khawatir,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan “deep learning” atau pembelajaran mendalam bukanlah kurikulum baru, melainkan pendekatan belajar yang bertujuan meningkatkan kapasitas siswa.
Baca: Guru Supriyani Divonis Bebas, Disambut Tangis Haru dan Syukur di Ruang Sidang
“‘Deep learning’ bukan kurikulum. Itu adalah pendekatan belajar,” kata Mu’ti usai acara “Pak Menteri Ngariung” di halaman kantor Badan Bahasa, Jakarta, Jumat (22/11/2024).
Mu’ti juga menanggapi perbincangan di media sosial yang menyebut “deep learning” akan menggantikan Kurikulum Merdeka. Ia menegaskan hingga kini Kemendikdasmen masih mengkaji kurikulum pendidikan yang akan diterapkan.
“Belum ada keputusan untuk mengganti Kurikulum Merdeka. Yang dibahas adalah pendekatan belajar,” ujar Mu’ti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News