PDIP lompat pagar mendukung Alias Wello-Dalmasri Syam. Mengalah agar tidak ada skenario calon tunggal, meninggalkan koalisi kuat yang digalang Demokrat. Kontes petahana lawan petahana.
Bintan (Gokepri) – Satu hari sebelum pendaftaran calon bupati Bintan ditutup, Alias Wello dan Dalmasri Syam mulai bisa bernapas lega. Bupati Lingga dan Wakil Bupati Bintan ini merasa usahanya membangun komunikasi politik membuahkan hasil. Di luar dugaan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pamit dari koalisi Apri Sujadi-Roby Kurniawan lalu memberikan tiket kepada Wello-Dalmasri.
“Saya sudah siapkan puisi judulnya Rumah Merdeka,” ujar Wello seraya membacakan puisi itu di kantor KPU Bintan, Jumat (11/9/2020) siang.
Mengantongi rekomendasi PDIP, Wello-Dalmasri mendaftar sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati Bintan 2020 pada masa perpanjangan pendaftaran. Kompak berkemeja biru, mereka datang bersama rombongan pengurus PDIP yang berbaju merah-merah. Rombongan berkumpul dulu di Pasar Tani pada pagi hari sebelum ke kantor KPU Bintan di Toapaya Asri.
Wello-Dalmasri didampingi pejabat teras PDIP dan Nasdem. Tampak hadir Sekretaris PDIP Kepri Lis Darmansyah dan Ketua Partai Nasdem Bintan Khazalik. Nama terakhir adalah rival Apri tatkala Pilkada Bintan 2015. Khazalik baru menjabat Ketua Nasdem Bintan sejak Februari 2020 dan ia punya hubungan dengan PDIP karena diusung partai itu sebagai calon bupati Bintan bersama kader PDIP Indra Setiawan lima tahun lalu.


Manuver PDIP dengan bergabung dengan satu-satunya partai tersisa, Nasdem, membuyarkan skenario calon tunggal Bupati Bintan. Sebelum PDIP lompat pagar, dari 7 partai peraih kursi di DPRD Bintan, 6 di antaranya memberikan tiket kepada Apri-Roby. Nasdem yang menjadi partai tersisa sudah sulit membangun koalisi. Dukungan enam partai itu disertakan dalam berkas pendaftaran Apri-Roby.
Masa pendaftaran sesuai tahapan adalah 4-6 September. Karena hanya satu calon pasangan yakni Apri-Roby yang mendaftar hingga tenggat, KPU Bintan lalu memperpanjang masa pendaftaran menjadi 10-12 September 2020.
PDIP beralasan pasangan calon tunggal dalam pemilihan kepala daerah akan merusak demokrasi. Mereka ingin kompetisi yang sehat dalam pemilihan pemimpin politik lokal.
“Dukungan DPP PDIP keputusan menampung aspirasi masyarakat yang berharap ada dua calon untuk maju di Pilkada Bintan 2020,” jelas Sekretaris PDIP Lis Darmansyah saat pendaftaran.
Surat rekomendasi untuk Wello-Dalmasri Syam dari DPP PDIP terbit belakangan setelah pendaftaran diperpanjang. Surat rekomendasi itu ditunjukkan Lis kepada jurnalis.
Menurut Lis, surat rekomendasi dari DPP PDIP sekaligus pencabutan dukungan untuk Apri terbit pada 9 September atau satu hari sebelum pendaftaran perpanjangan dibuka. Dua hari kemudian, mereka baru mendaftar.
Tukar dukungan PDIP ini sudah dikabarkan ke Apri Sujadi pada 9 September. PDIP, ungkap Lis, ingin bertemu langsung dengan Apri tapi Bupati Bintan itu berada di luar daerah.
“Saya rasa beliau sudah sangat dewasa dalam dunia politik, beliau figur yang luar biasa dalam menyikapi dinamika politik yang terjadi saat ini,” ujar Lis.
PDIP tetap mencermati aturan PKPU soal perubahan dukungan partai politik tapi akhirnya menyimpulkan aturan itu intinya memberikan kesempatan kepada calon lain untuk mendaftar. Termasuk juga menganggap Apri-Roby tidak perlu mengeluarkan dukungan PDIP dari berkas pendaftaran. “Kalau mau dibahas pasal per pasal, panjang,” kata Lis.
KPU Bintan telah menetapkan persyaratan pencalonan Alias Wello-Dalmasri lengkap setelah terbit Surat KPU RI Nomor 758 yang menjelaskan Pasal 102 Peraturan KPU Nomor 3/2017. “Boleh, PDIP menarik diri dari koalisi partai berdasarkan surat penjelasan terbaru dari KPU RI. Kami sudah konsultasi ke KPU RI, mengarah pada diperbolehkan keluar dari koalisi partai,” ujar Anggota KPU Bintan Aris Daulay, Jumat (11/9/2020).
Surat penjelasan dari KPU RI yang diterima KPU Bintan Jumat sore untuk 28 daerah yang potensial melahirkan bakal pasangan calon kepala daerah tunggal. Surat itu diterbitkan setelah sebelumnya KPU RI menerbitkan Surat Nomor 742/2020 yang menjelaskan Pasal 102 PKPU Nomor 3/2020.
Sementara Apri Sujadi menganggap manuver PDIP dengan menarik dukungan adalah hal biasa di dunia politik. “Saya sangat menghormati nilai-nilai demokrasi. Prinsipnya posisi saya sebagai calon, telah mengikuti proses mulai dari bawah saat pendaftaran, serta tidak pernah memotong kompas (merebut),” papar Apri di Toapaya, Minggu (13/9/2020).
Petahana Lawan Petahana
Dengan dukungan PDIP dan Nasdem, maka Pilkada Bintan akan diwarnai pertarungan sesama petahana. Apri dan Dalmasri memilih pisah jalan kemudian saling berhadapan. Digandeng Wello, Dalmasri akan menantang Apri.
Pada pemilihan 2015, Apri-Dalmaysri menang dengan perolehan suara 57,14% atau 40.386 suara. Rivalnya adalah Khazalik-Indra Setiawan yang meraih suara 42,86% atau 30.288 suara. Apri-Dalmasri waktu itu didukung Nasdem, Demokrat dan PKS. Sedang rivalnya disokong PDIP, PAN dan Hanura.
Dalam kontestasi 2020, dengan dukungan enam kursi, Wello-Dalmasri tak perlu khawatir lagi memikirkan tiket Pilkada 2020. Nasdem meraih empat kursi atau peraih kursi terbanyak ketiga di Bintan. Sedangkan PDIP punya dua kursi. Jumlah kursi itu sudah memenuhi syarat minimal lima kursi untuk pencalonan dari partai politik di Bintan.
Setelah PDIP lompat pagar, Demokrat peraih kursi terbanyak menggalang kekuatan politik bersama Golkar, PKS, PAN dan Hanura di Bintan. Mereka menguasai 76 persen kursi di DPRD Bintan atau setara 19 kursi dari 25 kursi. Demokrat meraih delapan kursi, Golkar enam kursi, PKS tiga kursi, Hanura dan PAN masing-masing satu kursi.
Mereka mengusung petahana Apri Sujadi dan Roby Kurniawan. Apri adalah Ketua DPD Demokrat Kepri sedang Roby menjabat Sekretaris DPD Golkar Bintan. Roby juga anak dari Ansar Ahmad, politikus senior Golkar sekaligus kandidat gubernur Kepri.
Untuk pemilihan gubernur Kepri, Partai Demokrat tidak satu gerbong dengan Golkar, Nasdem atau PDIP. Sehari jelang pendaftaran kandidat gubernur dibuka 4 September lalu, Demokrat memberikan dukungan kepada Isdianto-Suryani yang diusung PKS dan Hanura. (Wan/eri/can)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Candra/Zaki Setiawan
Baca Juga Topik Politik: