Nuryanto: Kalah dan Menang, Risiko Petarung dalam Demokrasi

nuryanto calon walikota batam
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Batam Nuryanto ikut memeriahkan pawai budaya, Mei 2023. Foto: gokepri/Engesti

BATAM (gokepri) – Atas restu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Nuryanto akhirnya memilih terjun ke gelanggang pemilihan walikota Batam. Cak Nur siap jika harus melepas kursi DPRD Batam yang sudah ia jabat selama empat periode.

Lewat dua rekaman suara, Ketua DPC PDIP Batam Nuryanto menjawab pertanyaan yang dilayangkan gokepri via Whatsapp, Selasa siang, 27 Agustus 2024. Pertanyaannya ihwal benarkah ia sudah diusung partainya maju ke pilkada Batam. Langkah PDIP ini akan mengubah peta politik pilkada di Batam yang sebelumnya dikuasai gabungan parpol pendukung Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra.

Jawaban Nuryanto mengamini informasi yang ramai beredar sejak pagi. PDIP mengusung kadernya sendiri, Nuryanto, bersama mantan senator Kepri, Hardi Hood, untuk melawan Amsakar-Li Claudia.

Nuryanto menyatakan sudah berada di Jakarta pada hari ini, Selasa. Ia merapat ke DPP PDIP untuk menjemput surat rekomendasi. “Mohon doa restunya. Alhamdulillah,” ujar pria yang akrab disapa Cak Nur.

Ia lalu menerangkan soal kesiapannya maju ke gelanggang kompetisi walikota Batam. Menurut Nuryanto, dalam setiap kompetisi, baik itu pertandingan atau pemilihan demokratis, kekalahan dan kemenangan adalah risiko yang harus diterima. Ia menjelaskan bahwa sebagai seorang peserta dan petarung, prinsip hidupnya adalah selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk terlebih dahulu.

“Jika kita sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk, insya Allah kita akan lebih siap ketika menerima hasil yang baik, seperti kemenangan. Mental harus dipersiapkan, baik untuk kemungkinan terburuk maupun ketika kita mencapai kemenangan,” katanya.

Maju ke pentas pilkada membuat Cak Nur harus memilih. Sesuai aturan, ia harus melepas jabatannya sebagai anggota DPRD Batam. Ia menyatakan siap mundur demi mengikuti kontestasi pilkada. “Sudah menjadi konsekuensi. Karena kami ini petarung,” kata dia.

Cak Nur juga mengungkapkan ia berpasangan dengan Hardi Selamat Hood untuk bertarung di Pilkada Batam. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil pleno internal DPP PDIP.

“Saya baru saja menerima rekomendasi dari pleno, bahwa saya akan berpasangan dengan Pak Hardi,” katanya.

Nuryanto-Hardi akan membangun koalisi dengan beberapa partai nonparlemen seperti Partai Gelora dan Partai Buruh. “Kami akan mempersiapkan konsolidasi dan kegiatan lainnya. Ada komunikasi yang aktif dengan berbagai pihak, termasuk partai-partai nonparlemen seperti Gelora dan Buruh,” ujarnya.

Baca: Peta Baru Pilkada Batam, PDIP Usung Nuryanto Jadi Calon Walikota

Diberitakan, tiga hari jelang pendaftaran ditutup, Hardi Selamat Hood dipastikan mendampingi Nuryanto maju bertarung di Pilkada Batam. Diusung PDIP, keduanya bersaing dengan Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra yang diusung 11 partai di KIM Plus, gabungan parpol pendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

Menurut sumber gokepri, Hardi hari ini terbang ke Jakarta untuk menjemput surat rekomendasi PDIP sebagai calon wakil walikota berpasangan dengan Nuryanto. Hardi yang dihubungi pada Selasa pagi mengabarkan ia tengah berada di Jakarta. “Waalaikumsalam. Maaf baru mendarat di Jakarta. Mohon doanya,” jawab Hardi ihwal ia diusung PDIP, lewat pesan Whatsapp, Selasa 27 Agustus 2024.

Ia akan menjemput surat rekomendasi bersama Nuryanto di Kantor DPP PDIP di Jakarta, hari ini. PDIP sudah memunculkan nama Nuryanto sebagai calon walikota. Pria yang akrab dengan sapaan Cak Nur itu sejak putusan MK terbit, berakrobat mencari pendamping setelah Marlin Agustina dan Jefridin dipastikan mundur dari pencalonan. Ada beberapa nama yang muncul antara lain Abdul Rachmad LC, Irwansyah, Sirajudin Nur hingga Hardi Selamat Hood.

Nuryanto adalah Ketua DPC PDIP Batam dan Ketua DPRD periode 2019-2024. Ia pernah bertarung dalam pilkada Batam sebagai calon wakil walikota Batam bersama Nada Faza Soraya pada pilkada 2010.

Hardi adalah mantan anggota DPD RI daerah pemilihan Kepri selama dua periode 2009-2014 dan 2014-2019. Ia lahir di Kundur, Karimun. Berusia 61 tahun. Pria lulusan Sarjana di IKIP Bandung dan S2 STIA Yappan Jakarta ini banyak dikenal sebagai tokoh pendidikan dan tokoh masyarakat Melayu.

Baca: Koalisi Gemuk Pendukung Amsakar-Li Claudia

Dengan diusungnya Nuryanto-Hardi, maka kemungkinan besar pilkada Batam tak ada kemunculan kotak kosong. Mereka akan bersaing dengan Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra yang diusung koalisi gemuk 11 partai yang tergabung dalam KIM Plus, partai pendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Mayoritas partai peraih kursi DPRD Batam ada di belakang Amsakar-Li.

Peta baru pilkada Batam ini muncul setelah putusan MK yang mengubah konstelasi. Amsakar-Li Claudia sebelum putusan nomor 60 itu terbit, berpeluang besar menjadi calon tunggal dan tak ada lawan.

PDIP yang menjadi satu-satunya partai peraih kursi yang tidak diajak koalisi besar Amsakar-Li Claudia, memungkinkan mengusung calonnya sendiri. Perolehan suara PDIP 83.601 (13,53%), memenuhi syarat ambang batas putusan MK nomor 60.

11 parpol peraih kursi yang mengusung Amsakar-Li yakni PKB, Gerindra, Golkar, Nasdem, PKS, PKN, Hanura, PAN, Demokrat, PPP dan PSI. Gabungan total suara mereka mencapai 508.434 atau mencapai 82,26%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Penulis: Engesti Fedro, Muhammad Ravi

Pos terkait