Koalisi Gemuk Pendukung Amsakar-Li Claudia

amsakar li claudia
Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra. Grafis: gokepri/Candra Gunawan

BATAM (gokepri) – Pemilihan wali kota Batam 2024 akan terbentuk koalisi gemuk. Sembilan dari 12 partai politik peraih kursi DPRD Batam mengusung Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra.

Rekomendasi dari Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang hanya punya satu kursi di DPRD Batam menambah daftar partai pengusung Amsakar-Li Claudia sebagai calon wali kota-calon wakil wali kota Batam. Rekomendasi ini diteken Ketua Umum PKN Anas Urbaningrum dan Sekretaris Jenderal Sri Mulyono.

Baca: Strategi Borong Partai, Sinyal PDIP Melawan Arus

Ketua PKN Batam Rizky Aji Perdana mengaku kaget partainya mengusung Amsakar-Li Claudia. PKN Batam sempat membangun komunikasi dengan Marlin Agustina untuk mengusung wakil gubernur Kepri itu bertarung di pilwako Batam.

“Kami di daerah hanya ikut aturan pusat (DPP),” ujar Rizky, 22 Juli.

Pekan lalu, Demokrat dan Golkar sudah resmi mengeluarkan surat rekomendasi untuk paslon itu. Demokrat punya dua kursi dan Golkar punya enam kursi di DPRD Batam. Penyerahan surat rekomendasi untuk Amsakar-Li Claudia diberikan langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

AHY mengatakan rekomendasi ini diberikan kepada calon yang sudah berpasangan. Dia juga menyebut Partai Demokrat tentu telah meyakini pasangan yang diusung memiliki peluang untuk menang.

“Kami meyakini pasang calon yang kami usung ini memiliki kans kemenangan yang baik berdasarkan hasil survei dan juga berbagai faktor pertimbangan politik lainnya,” ujar AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/7/2024).

Adapun Golkar memberikan tiket pencalonan ke Amsakar-Li Claudia lewat surat rekomendasi tertanggal 17 Juli. Ketua DPD Golkar Kepri Akhmad Ma’ruf Maulana sudah lama menyatakan partainya akan mengusung Amsakar.

Dengan sokongan banyak partai, peluang Amsakar memimpin Batam pun terbuka lebar. Ada sembilan dari 12 parpol peraih kursi DPRD Batam di belakang Amsakar-Li Claudia.

Dengan hitung-hitungan dukungan sembilan partai itu, sudah jauh dari cukup bahkan gemuk untuk mengusung Amsakar-Li Claudia. Sokongan partai ini meraih 35 dari total 50 kursi di DPRD Batam. Sebagai perbandingan, pada Pilkada 2020, pasangan Muhammad Rudi-Amsakar Achmad disokong delapan partai politik dengan total 30 kursi. Rudi-Amsakar pada pemilihan 2020 menang telak 73 persen (267.497 suara). Lawannya ketika itu adalah Lukita Dinarsyah Tuwo-Abdul Basyit Haz yang diusung PDIP, PKB dan Gerindra.

Baca: Ronde Ketiga Rudi, Arena Pertama Lukita

Hingga pertengahan Juli 2024, sembilan partai politik pengusung Amsakar-Li Claudia yaitu NasDem (10 kursi), Gerindra (7), Golkar (6), PKB (4), PAN (3) Demokrat (2), PSI (1), PKN (1) dan PPP (1).

Hanya Nasdem yang tak harus berkoalisi agar syarat pencalonan terpenuhi yaitu minimal 20 persen dari total kursi DPRD. Karena di DPRD Batam ada 50 kursi, satu pasangan calon butuh minimal 10 kursi.

amsakar li claudia
Perolehan kursi partai di DPRD Batam pada Pileg 2024. grafis: gokepri/Candra Gunawan

Hingga 22 Juli, tinggal PDIP (7 kursi), PKS (6) dan Hanura (2) yang belum menentukan arah dukungan. Gabungan partai ini punya 15 kursi di DPRD Batam, cukup untuk mengusung calon.

PDIP-PKS pekan lalu mulai membangun komunikasi politik. Arahnya membangun poros koalisi melawan Amsakar. Poros ini diprediksi menjadi sekoci Marlin Agustina, PDIP mendorong kader internal. “Harus ada lawan, jangan ada lawan kotak kosong,” sebut ketua DPD PKS Batam, Yusuf, pekan lalu.

Bagi Amsakar, pemilihan tahun ini menjadi yang ketiga kali. Ia pernah berlaga pada Pilkada 2015 dan Pilkada 2020 berpasangan dengan Muhammad Rudi. Rudi tahun ini akan bertarung di pemilihan gubernur Kepulauan Riau.

Bahaya Calon Tunggal

Praktisi sekaligus akademisi di Kepri, Joni Ahmad, menilai strategi “borong partai” merusak demokrasi dan menjauhkan politik dari kompetisi yang sehat. Manuver sejumlah partai untuk mengusung pasangan calon tunggal merampas hak rakyat untuk memilih pemimpin.

“Ini akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi. Berdasarkan penilaian dari sistem demokrasi serta semangat reformasi pun tentulah merupakan cara berdemokrasi yang tidak sehat dan tidak bermartabat,” ujar Joni, Jumat (12/7/2024).

Baca: Koalisi Prabowo di Pilwako Batam, Restu untuk Amsakar-Li Claudia

Di samping itu, Joni melihat jika strategi “Borong Partai” belum tentu menjamin pasangan calon tertentu untuk menang. “Ini kembali kepada dukungan masyarakat. Jangan sampai langkah ini justru mengebiri hak politik masyarakat hanya untuk memuaskan kepentingan para elite partai,” tegasnya lagi.

Joni berharap agar para pimpinan partai politik di daerah untuk membuka mata terkait kondisi hari ini. Ia berharap agar terbuka peluang agar calon tunggal tidak melawan kotak kosong pada Pilwako Batam. Pesta demokrasi daerah diharapkan menghasilkan pemimpin yang mampu mengemban amanat rakyat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Penulis: Engesti Fedro

 

Pos terkait