Faktor Rudi di Balik Langkah Politik Nasdem

muhammad rudi
Muhammad Rudi di Bengkong, 2 Agustus. FOTO: ISTIMEWA

BATAM (gokepri) – Kinerja Muhammad Rudi membangun Batam menjadi alasan Nasdem yakin mengusung kadernya sendiri di pilkada Kepri. Bakal berhadapan dengan koalisi partai pro Prabowo-Gibran yang mengusung petahana Ansar Ahmad dan Nyanyang Haris.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem resmi merekomendasikan Ketua DPW NasDem Kepulauan Riau, Muhammad Rudi, sebagai calon Gubernur Kepri, berpasangan dengan Bupati Karimun, Aunur Rafiq, sebagai calon Wakil Gubernur.

Bacaan Lainnya

Rekomendasi ini tertuang dalam surat bernomor 187-Kpts/PPC/DPP-Nasdem/VIII/2024, yang ditandatangani oleh Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, dan Sekretaris Jenderal, Hermawi Franziskus Taslim, pada 7 Agustus 2024 di Jakarta.

Bendahara DPD Partai NasDem Kota Batam, Lik Khai, menegaskan pengurus daerah akan mendukung penuh keputusan pusat, termasuk mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Menurutnya, NasDem selalu mengutamakan kader internal terbaiknya dalam proses pencalonan.

“Kami percaya DPP akan selalu mendukung kader internal. Dan Pak Rudi adalah kader terbaik kami untuk posisi Cagub,” ujar Lik Khai, 10 Agustus.

17 hari lagi sebelum pendaftaran dibuka, dukungan terhadap pasangan Muhammad Rudi dan Aunur Rafiq telah datang dari dua partai politik, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai NasDem. Rekomendasi dari PKS diserahkan langsung oleh Sekretaris Jenderal PKS, Aboe Bakar Al Habsyi.

Sementara Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem menyerahkan formulir D1-KWK kepada Muhammad Rudi dan Aunur Rafiq sebagai syarat pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Formulir tersebut diserahkan oleh Ketua DPP Nasdem Willy Aditya.

Willy Aditya tak segan melontarkan pujian tinggi kepada Muhammad Rudi, yang disebutnya telah berhasil membawa Batam ke level pembangunan yang membanggakan selama dua periode sebagai Wali Kota.

“Selama sepuluh tahun menjadi Wali Kota Batam, kita bisa melihat kemajuan pembangunan yang luar biasa, tak kalah dengan Singapura,” kata Willy.

Baca: 

Setelah memberikan pujian, Willy secara resmi menyerahkan formulir D1-KWK model parpol kepada Muhammad Rudi. “Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini kami serahkan formulir D1-KWK model parpol kepada Ketua DPW Partai NasDem, Bapak Muhammad Rudi, yang berpasangan dengan Kakak Aunur Rafiq, Bupati Karimun,” ujar Willy, menutup penyerahan dengan doa.

Langkah politik Nasdem di pemilihan gubernur berbeda dengan pertarungan di Batam. Mereka memang mengusung kader sendiri Amsakar Achmad yang berpasangan dengan Li Claudia Chandra. Tapi Nasdem membangun koalisi dengan Gerindra dan Golkar, beserta delapan partai lain yang akhirnya melahirkan skenario mulus munculnya calon tunggal lawan kotak kosong.

Koalisi di Batam ini menyisakan PDIP sendirian. Sedangkan PKS yang sempat menjadi harapan PDIP membangun koalisi, membiarkan skenario kotak kosong terwujud.

Di Pilgub Kepri, poros Nasdem dan PKS berhadapan dengan poros Golkar-Gerindra yang mengusung Ansar Ahmad-Nyanyang Haris. PDIP disebut-sebut akan bergabung dengan poros Nasdem.

PKS Kepri Berharap Tak Ada KIM Plus

DPW Partai Keadilan Sejahtera Kepulauan Riau tak tahu ihwal keputusan DPP mengusung Muhammad Rudi-Aunur Rafiq. Satu komando dengan DPP, berharap dukungan tak berubah seperti di Jakarta dengan gembar-gembor KIM Plus.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi memberikan dukungan kepada pasangan Muhammad Rudi dan Anurafiq dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 mendatang. PKS punya enam kursi di DPRD Kepri.

Sekretaris Jenderal DPP PKS Aboe Bakar Al Habsyi yang memberikan langsung surat itu di Jakarta pada Rabu 7 Agustus 2024.

Dukungan ini juga disampaikan oleh Ketua DPW PKS Kepri, Bahtiar. Ia menyatakan keputusan tersebut diambil setelah melalui pertimbangan matang dan diskusi intens di internal partai.

“Ya, sesuai dengan video yang beredar, sudah dengar sendiri. Itu keputusan dari DPP,” kata Bahtiar saat dikonfirmasi pada Sabtu, 10 Agustus 2024.

Meski begitu, Bahtiar mengungkapkan harapannya agar rekomendasi yang telah diberikan tidak berubah hingga waktu pendaftaran resmi tiba.

“Mudah-mudahan sampai pendaftaran aman. Karena kita tidak tahu juga dinamika politik, kan. Kita hanya bisa berdoa semoga tidak ada masalah,” ujarnya.

Bahtiar mengakui dirinya dan DPW Kepri tidak hadir dalam pertemuan saat rekomendasi tersebut diberikan. Awalnya, ia mengira pertemuan itu hanya untuk membahas urusan partai, bukan untuk mengumumkan dukungan resmi.

“Saya tidak tahu siapa yang berangkat ke sana. Tapi ya, saya kira cuma yang ada di video itu saja. Saya juga tidak hadir karena ada pekerjaan. Waktu itu saya ditelepon, tapi dia tidak bilang soal SK, dia bilang mau jumpa orang DPP, rupanya untuk memberikan rekomendasi,” jelasnya.

Bahtiar menegaskan DPW Kepri tetap satu komando dengan pusat. “Kita ini cabang organisasi. Tidak mungkin berbeda dengan pusat. Mudah-mudahan aman. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, seperti kasus Anies di Jakarta, semua keputusan ada di pusat. Semoga bisa mendaftar dengan SK itu. Semoga aman terkendali,” tambahnya.

Bahtiar merujuk munculnya kemungkinan perubahan dukungan PKS di Pilkada Jakarta. Koalisi Indonesia Maju (KIM) berupaya mengajak partai pendukung Anies dalam pilpres 2024, seperti NasDem, PKB dan PKS, bergabung dengan koalisi mereka dalam Pilkada Jakarta. Tujuannya pembentukan KIM Plus yang digembar-gemborkan partai koalisi pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden 2024. Upaya ini disebut-sebut untuk menjegal Anies Baswedan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Penulis: Engesti Fedro, Ilfitrah

Pos terkait