Warga Pulau Buluh Tuntut Tanggung Jawab Perusahaan Penangkaran Buaya

Penangkaran Buaya Batam
Salah satu buaya yang ditangkap di Pulau Buluh, Rabu pagi 15 Januari 2025. GOKEPRI/Engesti Fedro

BATAM (gokepri) — Warga Pulau Buluh, Batam, menuntut pertanggungjawaban PT Perkasa Jagat Karunia (PJK), pemilik penangkaran buaya di Pulau Bulan, atas lepasnya sejumlah buaya dari fasilitas tersebut. Kehadiran reptil-reptil itu telah menimbulkan keresahan di kalangan warga, terutama para nelayan.

Lurah Pulau Buluh, Arpin, menegaskan perusahaan harus bertanggung jawab atas kejadian ini. “Kami minta perusahaan bertanggung jawab. Ini sudah meresahkan. Masyarakat, yang kebanyakan nelayan, jadi tidak bisa melaut,” kata Arpin, Rabu, 15 Januari 2025.

Ia berencana berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membahas masalah ini. “Saya akan berkoordinasi dengan pimpinan kami, akan rapat lagi, bagaimana PT PJK serius menangani buaya itu,” ujarnya.

Arpin juga mengimbau warga untuk waspada saat beraktivitas di laut. Hingga saat ini, jumlah pasti buaya yang lepas belum diketahui. “Ini pasti lebih dari lima ekor. Karena warga sampai sekarang masih melakukan perburuan,” katanya.

Perwakilan PT PJK, Wahyu, enggan berkomentar banyak soal data buaya yang lepas. Ia hanya menyatakan perusahaan terus berpatroli untuk mencari buaya. “Itu nanti perusahaan saja yang menyampaikan. Kami hanya menjemput buaya yang sudah ditangkap warga,” kata Wahyu.

Buaya Lepas Pulau Buluh
Buaya yang diduga lepas dari penangkaran di Pulau Bulan, Senin malam 13 Januari 2025. Foto: istimewa

Tiga ekor buaya dilaporkan berhasil ditangkap dalam operasi gabungan yang melibatkan warga, perangkat kelurahan, kepolisian, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Batam di perairan Pulau Buluh pada Selasa malam, 14 Januari 2025.

Kepala BKSDA Batam, Tomy, membenarkan penangkapan tersebut. “Iya betul. Berkat kerja sama antara warga, kelurahan, dan kepolisian, ada tiga ekor buaya tadi malam berhasil ditangkap,” ujarnya, Rabu, 15 Januari 2025.

Buaya-buaya tersebut langsung dikembalikan ke penangkaran PT PJK di Pulau Bulan yang telah diperbaiki. Penangkaran sempat rusak karena hujan deras. “Tadi malam setelah ditangkap, langsung kami kirim ke lokasi penangkaran. Soalnya mau kami lepas ke mana, cuma di situ lokasi penangkarannya,” kata Tomy.

Ia menduga beberapa buaya yang tertangkap bukan berasal dari penangkaran. Pasalnya, buaya penangkaran memiliki ciri khusus, yaitu potongan di bagian ekor. “Kalau buaya penangkaran dia ada tanda, beda kalau buaya liar. Kalau buaya liar biasanya lebih buas,” beber Tomy.

Tomy, yang berpengalaman di BKSDA, memahami betul karakteristik buaya. Menurutnya, buaya penangkaran yang lepas tidak akan jauh dari lokasi penangkaran karena terbiasa mendapat makanan dari sana.

“Tadi malam berhasil ditangkap, dan buaya tak begitu buas karena matanya disenter cahaya sehingga lebih mudah dievakuasi,” tambahnya. Ia memastikan jumlah buaya yang lepas dari penangkaran PT PJK lebih dari lima ekor, diperkirakan sekitar 10 ekor. “Lebih dari lima ekor, sekitar 10-an ekor,” tutupnya.

Baca Juga:
Teror Buaya di Pulau Buluh, Warga Minta Tanggung Jawab Perusahaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait