JAKARTA (gokepri) – Pemerintah mempercepat pengembangan industri semikonduktor dan kecerdasan artifisial (AI). Kedua sektor ini diproyeksikan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional di era digital.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan semikonduktor dan AI adalah kunci transformasi ekonomi Indonesia. Ia bahkan memprediksi pada tahun 2045, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kemajuan industri digital dan AI.
“Semikonduktor ini menjadi penting karena semikonduktor dan AI merupakan salah satu engine of growth yang akan dikembangkan untuk beberapa tahun ke depan,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/4).
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi. Pertama, membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pengembangan Ekosistem Semikonduktor dan Kecerdasan Artifisial (AI) yang berada di bawah koordinasi Kemenko Perekonomian. Satgas ini bertugas mempercepat pembentukan ekosistem semikonduktor secara menyeluruh, mulai dari desain chip, pelatihan sumber daya manusia, hingga pembangunan pusat data.
Kedua, pemerintah fokus pada pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui pemberian beasiswa pendidikan S1 hingga S3 di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM), serta penyelenggaraan pelatihan vokasi dan riset di bidang teknologi. “Indonesia sendiri sudah bekerja sama dengan universitas di AS, antara lain Arizona State University dan Purdue University, dan terus kita akan dorong juga dengan kerja sama dengan perguruan tinggi di Singapura,” jelas Airlangga.
Strategi ketiga adalah mendorong pengembangan fasilitas assembly, pengujian (testing), dan pengemasan (packaging) yang saat ini sudah mulai beroperasi di kawasan Batam. Keempat, pemerintah akan berfokus pada peningkatan investasi dan perdagangan di sektor semikonduktor dan AI. “Pemerintah memastikan jumlah investasi di sektor ini akan terus ditingkatkan seiring dengan perluasan ekosistem industrinya,” tutur Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan AI bukan hanya sekadar alat untuk otomatisasi, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan produktivitas di berbagai sektor. Meskipun ada potensi penggantian beberapa jenis pekerjaan, AI juga diyakini akan menciptakan banyak lapangan kerja baru yang berbasis teknologi. “Dari semikonduktor dan AI ini, Indonesia sudah punya data center AI di kawasan ekonomi khusus (KEK) Nongsa, sehingga ke depan data center itu menjadi salah satu industri utama yang didorong oleh Indonesia,” kata Menko.
Saat ini, pemerintah masih dalam tahap penyusunan peta jalan pengembangan industri semikonduktor dan AI nasional. Indonesia sendiri memiliki target ambisius untuk menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN. Pada tahun 2025, nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai 150 miliar dolar AS, dan diperkirakan akan melonjak menjadi 600 miliar dolar AS pada tahun 2030. Sementara itu, untuk kawasan ASEAN secara keseluruhan, nilainya diprediksi akan tumbuh dari 1 triliun dolar AS menjadi 2 triliun dolar AS seiring dengan implementasi Digital Economy Framework Agreement (DEFA). ANTARA
Baca Juga: Indonesia-Malaysia Berpotensi Kembangkan Industri Semikonduktor Bersama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News