Batam (Gokepri.com) – Upaya Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Wakil Gubernur Marlin Agustina untuk mendorong pemulihan ekonomi bertumpu pada strategi menarik investasi dan memaksimalkan usaha kecil dan menengah.
Ansar optimistis perekonomian Kepri pulih setelah mengalami keterpurukan dalam setahun terakhir akibat pandemi COVID-19.
Mantan anggota DPR RI itu mengatakan menumbuhkan perekonomian di wilayah tersebut merupakan janji politik yang harus direalisasikan untuk kepentingan masyarakat dan pemerintah.
“Kami yakin, ekonomi di Kepri bangkit,” ujarnya yang pernah dua periode menjabat sebagai Bupati Bintan, Kamis (25/2/2021).
Baca Juga: Ekonomi Kepri 2020 Nomor Dua Terendah di Indonesia
Ansar mengatakan upaya peningkatan pertumbuhan perekonomian harus didukung berbagai pihak, terutama elemen masyarakat. Peningkatan pertumbuhan perekonomian tidak terlepas dari peran pelaku usaha kecil menengah, usaha mikro kecil menengah, serta perusahaan berskala besar dan kecil.
Pemprov Kepri akan mendorong ekonomi kerakyatan bangkit dengan memberi berbagai stimulus kepala pelaku usaha kecil menengah, dan usaha mikro kecil menengah.
“Kami juga mendorong investasi di Kepri bangkit, semakin maju dan berkembang. Regulasi atau kebijakan pemerintah harus mampu melindungi pengusaha dalam berinvestasi, dan berpihak kepada kepentingan publik,” ucapnya, yang juga mantan anggota DPR RI dari Fraksi Golkar.
Ansar menegaskan dirinya akan membangun komunikasi yang intensif dengan pemerintah pusat untuk kepentingan Kepri. Apalagi berbagai kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam, membutuhkan koordinasi yang intensif dengan pemerintah pusat.
Ia juga berupaya koordinasi yang matang dengan pusat mampu membangkitkan kembali usaha yang bergerak di bidang kepariwisataan.
“Kami akan menjemput bola ke pusat agar memberi perhatian khusus terhadap Kepri yang merupakan provinsi strategis di Indonesia. Kami berharap kebijakan pemerintah pusat mampu mempercepat pemulihan perekonomian di Kepri,” katanya.
Baca Juga: Ansar Janji Permudah Investasi demi Pulihkan Ekonomi Kepri
Provinsi Kepri mengalami kontraksi ekonomi lebih dalam dibandingkan dengan nasional bahkan nomor dua terendah di Indonesia di atas Bali sepanjang 2020.
BPS mencatat ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 3,80 persen, setelah pada 2019 tumbuh sebesar 4,84 persen.
Sektor konstruksi menjadi sektor pertumbuhan paling rendah -1,19 persen, diikuti perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar -1,08 persen, dan penyediaan akomodasi makan minum sebesar -0,97 persen.
“Secara umum, struktur ekonomi 2020 tidak jauh berbeda dibanding 2019. Struktur ekonomi menurut pengeluaran didominasi oleh komponen PMTB 43,72 persen, diikuti komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga 42,88 persen, net ekspor 7,22 persen, dan konsumsi pemerintah 5,88 persen,” kata Kepala BPS Kepri Agus Sudibyo di Tanjungpinang, Sabtu (6/2).
Dalam lingkup nasional, ekonomi Provinsi Kepri nomor 33 dari 34 provinsi di atas Bali. Ekonomi Bali kontraksi sangat dalam -9,31 persen.
Sedangkan tiga provinsi yang mengalami pertumbuhan positif adalah Malukut Utara, Sulawesi Tengah dan Papua.
Sedangkan ekonomi nasional kontraksi minus 2,07 persen sepanjang 2020.
(Can)
|Baca Juga: Lika-Liku Perjalanan Ansar dan Marlin ke Dompak