Melihat Aksi Bisnis Hijau TOBA Sepanjang 2024

Plts Batam
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) bersama PT PLN Nusantara Power (PLN NP) menandatangani perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan PLN Batam untuk periode 25 tahun di Jakarta, Senin (12/2/2024). Foto: TBS Energi Utama

BATAM (gokepri) – PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mencatat laba bersih USD54,4 juta, naik 187,8 persen pada kuartal ketiga 2024. Perusahaan berinvestasi dalam energi terbarukan dan kendaraan listrik untuk mendukung keberlanjutan.

PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) mengungkapkan pendekatan mereka dalam pengembangan bisnis hijau adalah langkah strategis untuk masa depan.

“Kami optimis bahwa investasi di sektor pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan kendaraan listrik mendukung visi pertumbuhan jangka panjang kami. Ini akan menjadi fondasi yang kokoh bagi stabilitas bisnis kami,” kata Direktur TBS, Mufti Utomo, dalam siaran pers, Selasa 29 Oktober 2024.

TBS mencatat kinerja keuangan yang positif pada kuartal ketiga tahun 2024. Laba bersih perusahaan meningkat 187,8 persen year-on-year (YoY) menjadi 54,4 juta dolar AS. EBITDA juga meningkat 65,6 persen menjadi 118,9 juta dolar AS.

Strategi TBS untuk memperluas bisnis pengelolaan limbah melalui ekspansi dan akuisisi terbaru berkontribusi sebesar 3,7 juta dolar AS dalam EBITDA. Ini menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dapat mendukung kinerja keuangan yang solid. Dengan pengelolaan yang tepat, inisiatif hijau ini diharapkan dapat memperkuat EBITDA dan menciptakan aliran kas yang stabil.

Baca: Investasi PLTS Terapung di Batam, Ini Kinerja TOBA Semester I/2024

TBS tetap berkomitmen pada praktik bisnis berkelanjutan, dengan fokus pada pengembangan kendaraan listrik, energi terbarukan, dan pengelolaan limbah. Dalam sembilan bulan pertama 2024, TBS meraih berbagai pencapaian dalam inisiatif bisnis hijau. Unit kendaraan listrik roda dua, Electrum, telah meluncurkan 3.010 unit EV di jalanan Jakarta, meningkat lebih dari empat kali lipat dibandingkan akhir 2023.

Perusahaan juga telah memasang 230 stasiun penukaran baterai (Battery Swap Stations) di berbagai lokasi untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Model terbaru Electrum, H3i, menyasar pasar konsumen dengan pilihan warna baru dan fitur kenyamanan. Sementara itu, model H1 dirancang untuk keperluan bisnis dengan baterai ganda dan jangkauan lebih panjang.

Di sektor energi terbarukan, TBS telah menandatangani Perjanjian Pembelian Listrik (PPA) untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Batam pada Februari 2024. Perusahaan mengumumkan telah mencapai Financial Closing untuk proyek ini.

Baca: Pulau Bulan Akan Jadi Lokasi Pembangunan PLTS

Tanggal 8 Oktober ditetapkan sebagai tanggal pembiayaan, menegaskan bahwa proyek ini berjalan sesuai jadwal. Proyek ini akan memiliki kapasitas 46 MWp dan ditargetkan beroperasi penuh pada kuartal keempat 2025. Inisiatif ini memperkuat posisi TBS dalam sektor energi terbarukan dan memberikan keyakinan bagi pemangku kepentingan tentang visi jangka panjang perusahaan.

Meskipun memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan, TBS juga mengambil langkah strategis untuk melakukan divestasi terhadap dua aset Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total kapasitas 200 MW. Ini dilakukan melalui penjualan seluruh saham TBS di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).

Direktur TBS, Juli Oktarina, menjelaskan penjualan ini adalah langkah strategis untuk mempercepat transisi perusahaan menuju bisnis berkelanjutan. Ini juga mendukung upaya mencapai netralitas karbon pada tahun 2030.

Dana yang diperoleh dari transaksi ini akan dialokasikan untuk investasi di sektor berkelanjutan, memperkuat struktur modal perusahaan, dan rencana pembelian kembali saham yang bertujuan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait