JAKARTA (gokepri) – Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) memperkuat kerja sama di sektor energi. Menteri Energi dan Infrastruktur UEA, Suhail Mohamed Al Mazrouei, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk membahas kerja sama tersebut.
Suhail menekankan bahwa Indonesia adalah mitra strategis bagi UEA. Dengan adanya kesepakatan kerja sama ekonomi I-UAE CEPA, kedua negara dapat bekerja sama dalam banyak sektor, termasuk energi. Ia mengusulkan program unggulan seperti pengembangan pembangkit listrik berkapasitas besar hingga 100 GW dan pembangunan pusat data.
“Kita memerlukan task force untuk memastikan kerja sama sektor energi kedua negara dapat terimplementasi,” kata Suhail dalam siaran pers, Senin (2/2/2025).
Airlangga menyetujui percepatan implementasi I-UAE CEPA. “Kita harus mempercepat implementasi kerja sama kita dan mulai mengeksplorasi sektor-sektor strategis, salah satunya Andaman Sea Project dan pembangunan data center di Pulau Batam atau Bintan,” ujar Airlangga.
Sektor energi memang menjadi perhatian kedua negara. Sebelumnya, Indonesia dan UEA telah bekerja sama dalam pengembangan PLTS di Cirata, Jawa Barat. PLTS tersebut merupakan kerja sama antara PLN dan Masdar, perusahaan energi bersih dari UEA. Saat ini, PLTS Cirata telah menghasilkan energi sebesar 145 MWp.
Suhail juga menjelaskan rencananya untuk menyusun proposal kerja sama komprehensif pengembangan hilirisasi bauksit dan gas. Pengembangan komoditas tersebut penting bagi industri, terutama aluminium dan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas besar.
Kedua menteri sepakat untuk menindaklanjuti dan mengimplementasikan I-UAE CEPA, mengeksplorasi sektor strategis, serta memastikan iklim bisnis yang baik bagi para pelaku usaha di kedua negara.
Baca Juga: Proyek PLTS hingga PSN, Kontribusi Baru Pendorong Ekonomi Batam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News