BATAM (gokepri) – Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Batam diyakini bisa menjadi salah satu penopang industri dan pusat data yang mendorong pertumbuhan ekonomi 12 persen.
Salah satu PTLS tersebut berada di Waduk Tembesi yang menjadi harapan baru bagi perekonomian Batam. Proyek energi bersih yang dikelola PT Batam Tirta Surya, anak usaha PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), ini dijadwalkan beroperasi mulai 2025.
PLTS Waduk Tembesi memiliki kapasitas 46 megawatt peak (MWp) dengan nilai investasi sebesar USD30 juta atau sekitar Rp450 miliar. Proyek ini mencakup area 38-42 hektare di permukaan waduk dan tiga hektare di darat.
Proyek pembangkit energi terbarukan ini juga untuk menopang industri, PSN dan KEK di Batam. Pertumbuhan ekonomi Batam sebesar 7.04 persen pada 2023.
Baca: Kadin Gelar FGD, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Batam Melampaui Target Nasional
“Jika PLTS, Proyek Strategis Nasional (PSN), dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berjalan lancar, harapannya pertumbuhan ekonomi Batam dapat meningkat hingga 10-12 persen,” ujar Pelaksana harian Kepala BP Batam, Purwiyanto, Kamis (21/11/2024).
Badan Pengusahaan (BP) Batam menyebutkan, PLTS ini akan beroperasi secara bertahap. Fase pertama dimulai pada 15 Desember 2024 untuk multi-purpose operation, dengan kapasitas awal 7 MWac pada 31 Desember 2024. Fase kedua sebesar 28 MWac menyusul pada 31 Maret 2025.
Purwiyanto mengatakan proyek ini akan menjadi tulang punggung bagi kebutuhan energi industri di Batam, termasuk kawasan pusat data. “Energi bersih dari PLTS ini sejalan dengan visi Batam sebagai kota industri yang ramah lingkungan,” katanya.
Proyek ini juga diharapkan mengurangi ketergantungan Batam pada pembangkit listrik berbasis fosil. Dalam jangka panjang, kehadiran PLTS dapat menekan biaya produksi listrik dan membuka peluang investasi baru di sektor teknologi hijau.
Baca: PLTS Terapung di Tembesi Beroperasi 2025
Sementara itu, PLTS terapung Waduk Duriangkang, yang memiliki kapasitas jauh lebih besar, baru memulai konstruksi pada akhir 2025. Dengan investasi mencapai Rp60 triliun, PLTS ini dirancang mencakup area 120 hektare atau lima persen dari luas Waduk Duriangkang. Proyek ini ditargetkan beroperasi penuh pada 2029.
Adapun TOBA, perusahaan yang terafiliasi dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, telah menandatangani perjanjian jual beli listrik (PPA) dengan PLN Batam pada Februari 2024 untuk PLTS Tembesi. Perjanjian ini berlaku selama 25 tahun, menjamin distribusi energi hijau yang stabil ke kawasan industri Batam.
“Kami berharap PLTS ini mampu menyediakan listrik bersih untuk mendukung kebutuhan industri dan pusat data di Batam,” ujar Nafi setelah Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta baru-baru ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News