Jepang Kucurkan Hibah USD25 Juta untuk Proyek Amonia Hijau di Aceh

Proyek amonia hijau Aceh
Penandatanganan perjanjian kerja sama pengembangan Green Ammonia Initiative from Aceh (Project GAIA) antara Pupuk Indonesia, ITOCHU Corporation, dan Toyo Engineering. FOTO: Pupuk Indonesia

JAKARTA (gokepri) – Pemerintah Jepang akan memberikan hibah sebesar USD25 juta (sekitar Rp382,75 miliar) untuk pengembangan proyek amonia hijau di Aceh. Kerja sama antara Pupuk Indonesia, ITOCHU, dan Toyo Engineering ini bertujuan mendorong transisi energi bersih dan mendukung target nol emisi Indonesia 2060.

“Pemerintah Jepang akan memberikan bantuan sebesar 25 juta dolar AS dalam bentuk hibah untuk proyek amonia Pupuk Iskandar Muda, anak usaha Pupuk Indonesia,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Senin 26 Agustus 2024.

Bacaan Lainnya

Proyek ini merupakan hasil dari perjanjian kerja sama yang dikenal dengan Green Ammonia Initiative from Aceh (Project GAIA) antara Pupuk Indonesia, ITOCHU Corporation, dan Toyo Engineering. Pembangunan proyek ini akan dimulai dengan tahap Front End Engineering Design (FEED) pada Agustus 2024.

Ketiga pihak yang terlibat dalam proyek ini akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan target keputusan investasi final pada paruh pertama tahun 2025 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2027.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menilai bahwa investasi dalam proyek zero emission sangat menarik bagi pasar internasional.

“Investasi ini menarik karena diberikan insentif dan dapat menawarkan yield yang lebih rendah untuk energi hijau baru terbarukan. Kita perlu aktif, karena Indonesia memiliki potensi yang sangat besar,” ujarnya.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan mengembangkan amonia hijau sebagai bahan bakar kapal. Ia menambahkan bahwa proyek ini unik karena menjadi yang pertama di dunia dalam penerapan teknologi tersebut.

Dalam kerja sama ini, amonia hijau akan diproduksi menggunakan pabrik yang teknologinya dirancang dan dibangun oleh Toyo Engineering pada tahun 2000-an. Amonia hijau ini kemudian akan dipasok kepada ITOCHU sebagai bahan baku marine fuel, membentuk sebuah rantai nilai yang komprehensif.

Baca: 

Rahmad menekankan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah signifikan dalam mendorong transisi energi bersih di Indonesia serta diversifikasi bisnis perusahaan, untuk mendukung pemerintah mencapai target nol emisi pada tahun 2060.

“Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk diversifikasi usaha Pupuk Indonesia yang mendukung ketahanan pangan, hilirisasi industri, memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional, serta mendukung target pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission pada 2060,” tambah Rahmad. ANTARA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

 

Pos terkait