Budidaya Jangkrik Berjaya, Peternak Hasilkan Jutaan Rupiah per Bulan

peternak jangkrik
Peternak jangkrik di Kabupaten Lebak tengah melakukan perawatan dengan memberikan makanan pur untuk budidaya jangkrik di kotak bok. ANTARA/Mansyur

LEBAK (gokepri) – Peternak jangkrik di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengalami lonjakan permintaan pasar, sehingga pendapatan mereka meningkat signifikan. Mereka kewalahan memenuhi permintaan, terutama dari pedagang burung dan pemancingan ikan.

“Selama enam bulan terakhir, kami bisa menghasilkan pendapatan Rp12 juta, naik dari sebelumnya yang hanya Rp3 juta per bulan,” kata Sunardi (50), peternak jangkrik di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa 17 September 2024.

Bacaan Lainnya

Di Kampung Bojong Apus, Kecamatan Kalanganyar, sekitar 20 peternak jangkrik kini kesulitan memenuhi permintaan pasar, terutama dari kios penjual burung dan tempat pemancingan ikan.

Permintaan jangkrik tidak hanya datang dari Kabupaten Lebak, tetapi juga dari wilayah lain seperti Kabupaten Serang dan Tangerang.

Saat ini, hasil produksi jangkrik ditampung oleh bandar untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat.

“Oleh karena itu, kami meningkatkan produksi jangkrik untuk memenuhi permintaan pasar,” ujar Sunardi.

Sunardi sendiri memiliki 15 kotak budidaya jangkrik, dengan total produksi 400 kilogram per bulan. Dengan harga Rp30 ribu per kilogram, ia mampu meraih pendapatan sebesar Rp12 juta per bulan, dibandingkan Rp3 juta sebelumnya.

Maman (55), peternak jangkrik lainnya, juga mengalami lonjakan permintaan pasar sehingga harus meningkatkan produksi budidayanya.

“Sebelumnya, kami hanya melayani pelanggan tetap. Namun sekarang, hasil produksi ditampung oleh bandar, sehingga pendapatan kami bisa mencapai Rp12-15 juta per bulan dengan produksi 450 kilogram per bulan, seharga Rp30 ribu per kilogram,” jelas Maman.

Menurut Maman, kehadiran bandar sangat membantu memasarkan jangkrik mereka, sehingga usaha ini memberikan kontribusi besar bagi ekonomi keluarga.

Agus (60), seorang pedagang burung di Rangkasbitung, mengungkapkan bahwa ia bisa menjual sekitar 50 kilogram jangkrik setiap minggu dengan pendapatan mencapai Rp2,5 juta.

“Terkadang dalam empat hari saja, stok jangkrik sudah habis sehingga kami harus meminta pasokan tambahan,” tambah Agus, yang menjual jangkrik kepada para pencinta burung berkicau.

Ketua Komunitas Usaha Jangkrik Kabupaten Lebak, Agus, menyebutkan bahwa usaha peternakan jangkrik di daerah ini terus berkembang seiring dengan tingginya permintaan pasar, bahkan hingga wilayah Serang dan Tangerang.

Saat ini, puluhan peternak jangkrik tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Warunggunung, Cibadak, dan Kalanganyar. Mereka membudidayakan jangkrik di rumah, dengan membuat ruangan khusus untuk menyimpan kotak-kotak produksi.

Baca: Budidaya Ikan Nila Bioflok di Lapas Batam, Efisien dan Produktif

Proses produksi jangkrik, mulai dari penetasan telur hingga siap panen, membutuhkan waktu sekitar 32 hari.

“Biaya produksi yang relatif kecil dan keuntungan yang cukup besar membuat usaha ini sangat menarik bagi peternak,” jelas Agus. “Kami berharap para peternak terus meningkatkan produksi agar permintaan pasar dapat terpenuhi.” ANTARA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait