Waspada Flu Burung dan HMPV, Kemenkes Terbitkan Surat Edaran

Wabah HMPV China
Warga China memakai masker. REUTERS/Alessandro Diviggiano

JAKARTA (gokepri) – Musim dingin di belahan bumi utara memicu peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tak mau kecolongan. Surat edaran diterbitkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap flu burung dan human metapneumovirus (HMPV).

Surat edaran Nomor PM.03.01/C/28/2025 itu ditandatangani Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr Yudhi Pramono.

Yudhi menegaskan, meski risiko flu burung terhadap kesehatan manusia secara global saat ini rendah, langkah antisipasi tetap diperlukan. “Kita harus terus waspada terhadap potensi penyebaran flu burung. Pencegahan sejak dini adalah kunci melindungi masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (10/1/2025).

Selain flu burung, Kemenkes juga meminta kewaspadaan terhadap Human Metapneumoniavirus (HMPV). Laporan surveilans sentinel penyakit pernapasan akut nasional di Cina pada 2024 menunjukkan peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut akibat influenza musiman, human metapneumovirus, rhinovirus, dan RSV.

Surat edaran tersebut menyebut peningkatan kasus HMPV diduga terkait musim dingin di Cina. “Peningkatan kasus tidak signifikan dan tidak ada kematian. Meski tidak mengkhawatirkan, kewaspadaan dan kesiapsiagaan tetap diperlukan, terutama pada musim-musim tersebut,” tutur Yudhi.

Karena itu, Kemenkes meminta Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan sejumlah langkah, antara lain memantau perkembangan situasi dan informasi terkait ISPA/Pneumonia/Flu Burung melalui kanal resmi pemerintah dan WHO.

Baca Juga:
Antisipasi HMPV, Batam Kerahkan Puluhan Petugas di Pelabuhan dan Bandara
HMPV Terdeteksi di Indonesia, Menkes Minta Masyarakat Tak Panik

Seberapa Serius Ancaman HMPV?

Kabar tentang lonjakan kasus Human Metapneumovirus (HMPV) di China belakangan ini memunculkan pertanyaan: seberapa seriuskah ancaman virus ini?.

HMPV, virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan, memang lebih rentan menyerang anak-anak dan lansia. Namun, para ahli meyakinkan, HMPV bukanlah virus baru dan tidak akan memicu pandemi separah Covid-19.

Negara seperti Vietnam dan India ikut memantau potensi penyebaran HMPV. Malaysia bahkan melaporkan kenaikan kasus hingga 45 persen pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.

“Daripada panik setiap kali ada patogen baru terdeteksi, kita sebaiknya melakukan tindakan pencegahan standar saat mengalami gejala pilek,” ujar Dr Soumya Swaminathan, mantan kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melalui akun X pada 6 Januari 2025. Tindakan pencegahan tersebut antara lain memakai masker, mencuci tangan, menghindari keramaian, dan berkonsultasi ke dokter jika gejala memburuk.

Beda HMPV dan Covid-19

HMPV, yang ditemukan pada 2001, umumnya mewabah di musim dingin dan semi. Virus ini telah beredar secara global sejak penemuannya. Berbeda dengan Covid-19 yang merupakan penyakit baru sebelum 2019.

Penularan HMPV terjadi melalui droplet (percikan air liur) saat batuk atau bersin, kontak fisik seperti berjabat tangan, dan sentuhan pada permukaan yang terkontaminasi. Virus ini dapat menyebabkan infeksi pernapasan yang parah pada semua usia, terutama bagi anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah.

Bagaimana Situasi di China?

Otoritas kesehatan China belum merilis data spesifik, namun dilaporkan terjadi peningkatan kasus HMPV pada anak di bawah 14 tahun pada akhir Desember 2024. Lonjakan ini lebih terasa di provinsi utara yang berhawa dingin, seperti Beijing, Tianjin, dan Hebei.

Para ahli menilai situasi ini wajar mengingat musim flu sedang berlangsung. Pejabat kesehatan setempat menyebut penyebab lonjakan kasus saat ini adalah virus influenza, Respiratory Syncytial Virus (RSV), dan HMPV—patogen yang lazim di musim ini.

Meskipun terlihat peningkatan kewaspadaan di masyarakat, seperti penggunaan masker di transportasi umum, belum ada kepanikan massal terkait HMPV. Mengutip The Straits Times, yang mengunjungi dua rumah sakit di Beijing pada 6 Januari lalu melaporkan situasi yang terkendali, tanpa antrean panjang atau fasilitas kesehatan yang kewalahan.

Pesan dari Ahli

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China mencatat insiden HMPV naik tipis 0,1 persen poin menjadi 6,2 persen pada awal Januari. Influenza masih mendominasi dengan kenaikan 6,2 persen poin menjadi 30,2 persen.

Peneliti CDC China, Zheng Lishu, menegaskan HMPV bukanlah virus jenis baru dan tidak perlu dikhawatirkan. “Bagi kebanyakan orang, infeksi HMPV akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar seminggu,” ujarnya kepada kantor berita Xinhua.

Senada dengan Zheng, pakar penyakit menular Hsu Li Yang dari NUS Saw Swee Hock School of Public Health, Singapura, menjelaskan peningkatan kasus HMPV di China kali ini agak berbeda karena biasanya RSV yang lebih dominan. Namun, HMPV memang dikenal sebagai penyebab infeksi saluran pernapasan, terutama di musim dingin.

“Potensi HMPV menyebabkan lonjakan kasus memang ada, tapi skalanya jauh di bawah Covid-19 atau influenza,” kata Profesor Hsu. Ia menambahkan, penelitian menunjukkan 50-70 persen anak-anak pernah terinfeksi HMPV sebelum usia dua tahun. STRAITS TIMES

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait