TEMUAN POLITIK UANG: Amsakar Minta Diproses Hukum, Nuryanto Desak Penyelenggara Tegas

Serangan fajar Pilkada Batam
Kapolresta Barelang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu di lokasi penangkapan dua wanita, 26 November 2024. GOKEPRI/Engesti Fedro

BATAM (gokepri) – Dugaan politik uang di Pilkada Batam menyeret nama Amsakar Achmad. Dua ibu rumah tangga diperiksa Bawaslu dan kasusnya ditangani Gakkumdu.

Usai mencoblos pada Rabu pagi, Amsakar Achmad membantah keterlibatan tim pemenangannya dalam politik uang setelah Bawaslu Batam mengamankan dua ibu rumah tangga. Ia menegaskan proses hukum harus berjalan untuk membuktikan siapa yang terlibat.

Bacaan Lainnya

Tim pemenangan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam nomor urut 2, Amsakar Achmad-Li Claudia, diduga terlibat dalam aksi serangan fajar. Dua ibu rumah tangga diamankan oleh Bawaslu Batam untuk dimintai keterangan terkait dugaan politik uang. Keduanya mengaku uang itu memenangkan nomor 2.

Amsakar Achmad membantah tuduhan tersebut. Ia menegaskan timnya tidak pernah terlibat dalam praktik politik uang. “Biar ini berproses di Bawaslu. Kami sebagai salah satu kontestan tidak pernah bersentuhan dengan hal itu,” ujar Amsakar, Rabu, 27 November 2024.

Amsakar mengaku terkejut mendengar informasi penangkapan dua wanita yang diduga membagikan uang menjelang hari pencoblosan. “Saya sangat kaget. Apalagi melihat video yang beredar, saya tidak tahu siapa mereka. Biarkan proses di Bawaslu berjalan, agar semuanya jelas siapa yang bermain di ranah itu,” katanya.

Menurut Amsakar, saat kejadian tersebut berlangsung, ia tengah menghadiri kegiatan dzikir bersama. Acara itu diikuti sekitar 500 orang dan digelar sebagai doa untuk kelancaran Pilkada. “Kami berdoa agar seluruh tahapan Pilkada berjalan dengan baik,” tambahnya.

Baca: Dugaan “Serangan Fajar” di Batam Ditangani Gakkumdu, Beroperasi di Kantor Provider Internet

Sementara itu, Calon Wali Kota Batam nomor urut 1, Nuryanto, mengaku telah mencium indikasi politik uang yang diduga melibatkan tim Amsakar-Li Claudia sejak sebelum hari pemilihan. “Indikasi itu sudah ada sejak awal. Aparat tinggal bekerja untuk memastikan kebenarannya,” ujarnya, Rabu, 27 November 2024.

Ia menyesalkan praktik tersebut, yang menurutnya merusak integritas demokrasi dan merugikan masyarakat. “Pemilu seharusnya menjadi momen memilih pemimpin yang amanah, bukan memperdagangkan suara dengan uang,” tegas Nuryanto.

Menurutnya, praktik politik uang itu sudah secara terang-terangan, namun penyelenggara pemilu dinilai kurang tegas dalam mengambil tindakan. “Kalau tidak ditangkap oleh masyarakat, ya tidak akan ada yang ditangkap. Terang-terangan kok. Anehnya, petugas yang seharusnya menangkap malah tidak bertindak,” katanya.

Meskipun demikian, Nuryanto menegaskan komitmennya untuk terus menjalankan kampanye yang jujur dan bersih, tanpa melibatkan cara-cara yang mencederai demokrasi.

“Serangan Fajar” Gagal

Diberitakan, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Batam mengamankan dua wanita yang kedapatan membagikan uang kepada warga. Aksi tersebut diduga terkait praktik “serangan fajar” menjelang pemungutan suara.

Penangkapan terjadi di Perumahan Marcelia, Batam Center, Kepulauan Riau, pada Selasa malam, 26 November 2024. Ketua Bawaslu Batam, Antonius Itoloha Gahol, membenarkan kejadian tersebut.

“Keterangan sementara menunjukkan keduanya sedang membagikan uang kepada warga setempat,” ujar Antonius pada Selasa, 26 November 2024. Saat ini, kedua wanita itu sedang diperiksa untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Bawaslu juga menyita sejumlah barang bukti berupa uang tunai dan secarik kertas yang berisi daftar nama diduga penerima serangan fajar. “Perkembangan lebih lanjut akan kami sampaikan,” tambah Antonius.

Sementara itu, jajaran Polresta Barelang melakukan pemeriksaan di Ruko Grand California, Kecamatan Batam Kota. Lokasi tersebut diduga menjadi pusat kegiatan serangan fajar. Ruko itu diketahui merupakan kantor perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi bernama Proxynet.

Kapolresta Barelang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu, menyatakan beberapa orang yang diduga terlibat telah diamankan oleh Bawaslu. “Ada dua wanita yang sebelumnya diamankan dari tim pemenangan 01 (Nuryanto-Hardi Hood). Proses penyelidikan saat ini sedang berjalan di Bawaslu dan Gakumdu,” ujar Heribertus.

Namun, ia menegaskan pihaknya belum bisa memastikan keterlibatan mereka dalam praktik serangan fajar sebelum penyelidikan selesai. “Kami tidak boleh sembarangan menyimpulkan. Biarkan Bawaslu dan Gakkumdu memproses sesuai prosedur,” jelasnya.

Polisi juga telah menyiapkan personel untuk berjaga di sekitar ruko tersebut. Namun, saat ditanya mengenai hubungan dua wanita yang ditangkap dengan aktivitas di ruko, pihaknya belum memberikan keterangan lebih lanjut.

“Semua fakta akan disampaikan oleh Gakkumdu setelah penyelidikan selesai,” tutup Heribertus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait