JAKARTA (gokepri.com) – Stres berkepanjangan pada anak bisa jadi penyebab anak depresi. Hal itu diungkapkan Psikolog dari Universitas Indonesia Rose Mini Agus Salim.
Tekanan seperti perundungan atau mendapatkan sesuatu yang tidak nyaman dalam kehidupannya bisa membuat stres.
“Kalau tidak ada teman atau lingkungan yang bisa membantu dia untuk melakukan sesuatu terhadap masalah dan dia juga tidak bisa menyelesaikan masalah itu, dia bisa saja menjadi stres yang berkepanjangan, bisa depresi,” kata Rose, Minggu 5 Maret 2023.
Beberapa perubahan prilaku dapat menjadi tanda seorang anak mengalami stres berkepanjangan, seperti menarik diri dari lingkungan, tidak mau bergaul dengan teman sebayanya dan tidak nafsu makan.
Jika melihat perilaku anak berubah, orang tua atau guru harus menanyakan apa yang terjadi pada anak untuk mem-validasi perasaannya.
Rose menilai orang-orang yang berada di sekitar anak perlu memahami isu depresi pada anak karena anak belum bisa menceritakan kesedihannya secara terbuka kepada orang lain.
“Melalui perilakunya yang berbeda, kita mulai bisa kemudian menanyakan hal itu. Kadang-kadang anak sudah menceritakan, tapi, kemudian kita mengatakan ‘tidak usah dipikirkan’ atau ‘tidak usah didengar’. Masalahnya, tidak semudah itu bagi seorang anak,” kata Rose.
Validasi perasaan tidak nyaman pada anak penting agar perasaan itu tidak membekas. Anak perlu dibantu untuk menjawab siapa orang-orang yang merundung atau apa yang membuatnya merasa tidak nyaman.
Stres yang berkepanjangan bisa terjadi karena kemampuan dan pengalaman anak masih sedikit dalam mengatasi dan menghadapi masalah serta tidak tahu cara menyelesaikannya sendiri.
Dosen fakultas psikologi itu mengatakan anak memiliki cara untuk mempersepsikan stres yang berbeda-beda bergantung dari pengalaman dan apa yang pernah dia lihat untuk menyelesaikan masalahnya tersebut dan cenderung berdampak bisa melakukan apa saja yang menurut pemikiran anak adalah baik.
“Stres itu bisa berdampak juga pada anak yang tidak bisa mengatasi masalah, anak-anak itu cenderung melihat apa yang dipikir baik sebagai jalan pintas dari masalah tersebut,” kata Rose.
Tontonan yang dikonsumsi anak juga bisa berpengaruh terhadap persepsi anak dalam menyelesaikan masalah.
Misalnya, menonton film atau konten di media sosial berisi orang bunuh diri karena mengalami masalah, anak bisa saja menilai itu adalah cara menyelesaikan masalah.
Baca Juga: Perundungan Bisa Bentuk Karakter Negatif Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: Antara