Selamatkan MTs Mualimin Tambelan

Mts Mualimin Tambelan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mualimin di Tambelan, Kabupaten Bintan. Foto: istimewa

Bintan (gokepri) – Sudah 70 tahun mendidik anak-anak, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mualimin di Tambelan terancam tutup. Kelasnya sunyi, perhatian pemerintah senyap. Muncul dorongan agar pemerintah menyelamatkan satu-satunya sekolah berbasis agama di pulau Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau itu.

“Harus diselamatkan supaya di Tambelan ada sekolah agama selain sekolah umum. Sangat rugi MTs yang sudah berumur 70 tahun itu tutup. Jangan sampai itu terjadi,” kata Robby Patria, dan beberapa tokoh Tambelan lainnya, Jumat 19 Mei 2023 di Tanjungpinang.

MTs Mualimin Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan nyaris tutup karena siswa yang tersisa hanya lima orang. Oleh karena itu pihak stakeholder terkait harus turut serta menyelamatkan MTs yang sudah berusia 70 tahun tersebut.

Baca Juga: Sejumlah Rumah Ibadah di Tambelan dapat Hibah, Totalnya Rp225 Juta

MTs Mualimin Tambelan
Robby Patria. Foto: istimewa

MTs Tambelan pernah diusahakan untuk menjadi sekolah negeri, namun belum disetujui Kementerian Agama. “Harus ada afirmasi terhadap sekolah di daerah terluar untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah apakah dalam bentuk dana hibah, pelatihan manajemen sekolah dan bantuan sumber daya manusia. Karena itu satu-satunya sekolah berbasis agama yang ada di Tambelan dan sudah mendidik anak-anak Tambelan sejak 70 tahun lalu, ” kata dosen FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) itu.

Robby melihat MTs Tambelan kalah saing dengan SMP Tambelan yang menyandang status negeri. Orang tua lebih banyak menitipkan anak di SMP dibandingkan dengan MTs. Akibatnya hanya lima siswa yang bertahan.

“Harus ada upaya serius untuk menjadikan sekolah MTs swasta itu bangkit kembali melayani warga Tambelan yang saat ini berjumlah 5.000 lebih orang,” ujarnya.

Menurut Robby, di Kota Tanjungpinang, peminat sekolah agama sangat banyak bahkan sampai menolak siswa. Tentu sangat aneh, di kecamatan, orang tua tak mau menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis agama.

“Artinya ada yang kurang di sekolah. Oleh karena itu semua pihak harus bahu membahu agar MTs Tambelan bisa bangkit dan diminati anak anak yang lulus dari 7 SD di Tambelan,” imbuh Robby.

Sungguh sangat disayangkan, ujar Robby, jika MTs tersebut harus benar-benar ditutup jika tidak diselamatkan bersama oleh pihak yang berkepentingan.

“Jangan sampai kita disebut generasi yang tak mampu menjaga sekolah yang dibangun orang tua kita dulu dengan bersusah payah. Masih ada kesempatan untuk membantu yayasan agar tidak menutup MTs,” kata Robby.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

 

BAGIKAN