PLTS Terapung di Tembesi Beroperasi 2025

Plts Batam
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) bersama PT PLN Nusantara Power (PLN NP) menandatangani perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan PLN Batam untuk periode 25 tahun di Jakarta, Senin (12/2/2024). Foto: TBS Energi Utama

JAKARTA (gokepri) – PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) menargetkan proyek PLTS terapung di Batam mulai beroperasi tahun depan.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung yang berlokasi di Tembesi itu memiliki kapasitas 46 megawatt peak (MWp). TOBA telah menandatangani perjanjian jual beli listrik (PPA) dengan PLN Batam pada 12 Februari 2024. Kontrak ini akan berlangsung selama 25 tahun.

Bacaan Lainnya

“Konstruksi sudah dimulai, jadi target kami tahun depan PLTS ini sudah bisa beroperasi secara komersial,” kata Nafi Achmad Sentausa, Investor Relations TBS, setelah rapat umum pemegang saham TOBA di Jakarta, Kamis (14/11).

Nafi menambahkan PLTS apung ini akan menyuplai listrik bersih untuk kebutuhan industri dan pusat data di Batam.

Tak hanya itu, Nafi juga mengungkapkan bahwa perusahaan tengah merencanakan investasi baru untuk memperluas portofolio energi baru terbarukan (EBT) dan pengelolaan limbah, setelah divestasi dua aset PLTU—PT Minahasa Cahaya Lestari dan PT Gorontalo Listrik Perdana.

Baca: Investasi PLTS Terapung di Batam, Ini Kinerja TOBA Semester I/2024

Dari hasil divestasi, TOBA diperkirakan akan mengantongi dana segar sekitar US$144,8 juta, yang akan digunakan untuk investasi pada proyek EBT, pengelolaan limbah, dan kendaraan listrik.

“Dari divestasi ini, kami mendapatkan kas yang lebih besar dibandingkan modal yang ditanamkan untuk pembangunan PLTU tersebut, yang sekitar US$87,4 juta,” kata Nafi. Selain itu, TOBA juga telah mempertimbangkan beberapa opsi terkait investasi di sektor daur ulang plastik, meski belum ada yang diumumkan.

Pada kesempatan yang sama, TOBA juga mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) sebanyak 816,78 juta lembar saham, atau sekitar 10% dari saham yang beredar. Dana untuk buyback ini disesuaikan menjadi Rp425,19 miliar, dari sebelumnya Rp474,58 miliar. Harga buyback dihitung berdasarkan harga saham TOBA pada 11 November 2024, yaitu Rp520 per saham.

Baca: Garap Proyek PLTS Terapung, TOBA-BSS dan BP Batam Teken Kerja Sama Penyewaan Waduk

Dalam laporan keuangannya, TOBA mencatatkan laba bersih sebesar US$34,83 juta pada kuartal III/2024, meningkat pesat sebesar 364,68% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu yang tercatat hanya US$7,49 juta.

Meskipun pendapatan dari kontrak dengan pelanggan turun 9,11% pada periode Januari-September 2024, TOBA berhasil meraih pendapatan sebesar US$336,6 juta (setara Rp5,09 triliun), meski lebih rendah dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu, yaitu US$370,3 juta. BISNIS INDONESIA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait