TANJUNGPINANG (gokepri) — Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, mengusulkan agar pasokan gas dari blok-blok Natuna diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, khususnya Kepri. Usulan ini diajukan untuk mengantisipasi potensi defisit gas yang diperkirakan mencapai 53 BBTUD pada 2025 dan melonjak menjadi 297,83 BBTUD pada 2027.
Ansar menjelaskan saat ini gas dari beberapa blok di Natuna, seperti Blok Kakap, Blok Natuna Sea, dan Blok South Natuna Sea B, sebagian besar diekspor ke Singapura tanpa kewajiban Domestic Market Obligation (DMO). Kontrak tiga blok gas utama di Natuna akan segera berakhir: Blok Kakap (dikelola Star Energy) pada Maret 2028, Blok Natuna Sea (Premier Oil) pada Oktober 2029, dan Blok South Natuna Sea B (Medco) pada Oktober 2028. “Ke depan dengan berakhirnya kontrak ini, kami berharap sebagian produksi gas dapat memenuhi kebutuhan domestik, khususnya di Kepri,” kata Ansar, Minggu 26 Januari 2025.
Kepri juga akan mendapat potensi tambahan energi baru dari Blok Duyung dan Blok East Natuna milik Conrad. Blok Duyung dijadwalkan mulai produksi gas pada kuartal IV 2026, dan Blok East Natuna pada kuartal II 2027. Ansar berharap gas dari kedua blok ini juga dapat digunakan maksimal untuk kebutuhan dalam negeri. Ia optimistis kebutuhan gas di Kepri akan terpenuhi jika dikelola dengan baik.
Ansar menyoroti pentingnya pemenuhan energi bagi industri di Kepri, contohnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bintan Alumina Indonesia di Bintan, yang membutuhkan pasokan energi besar untuk mendukung investasi hilirisasi bauksit dan data center. Ia mengapresiasi rencana pembangunan infrastruktur gas oleh Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PLN. PGN akan membangun pipa sepanjang empat kilometer dari Pulau Pemping ke Batam, diperkirakan selesai Juni 2026.

“Infrastruktur ini memungkinkan gas dari dua blok baru di Natuna, yaitu Blok Duyung dan Blok East Natuna untuk dialirkan ke Batam,” sebut Ansar. PLN juga berencana membangun pipa gas dari Batam ke Bintan pada 2027, sekaligus meningkatkan kapasitas interkoneksi listrik antara Batam dan Bintan, yang saat ini 110 MW.
Ansar menegaskan pemenuhan kebutuhan energi sangat penting untuk meningkatkan daya saing Kepri sebagai tujuan investasi, terutama di sektor data center dan semikonduktor. Dengan infrastruktur gas dan listrik yang memadai, Kepri diharapkan menjadi pusat industri, perdagangan, dan pariwisata terkemuka di Indonesia.
“Dengan dukungan pemerintah pusat dan langkah strategis ini, saya yakin Kepri akan terus berkembang menjadi destinasi investasi yang kompetitif di tingkat nasional dan internasional,” kata Ansar. ANTARA
Baca Juga: Proyek Pipa Gas Natuna-Rempang Beroperasi 2028
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News