BATAM (gokepri) – Kilang minyak baru berkapasitas 500.000 barel per hari akan dibangun di Pulau Pemping, Batam. Pembangunan ini bagian dari upaya pemerintah meningkatkan ketahanan energi nasional.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengungkapkan kilang minyak baru berkapasitas 500.000 barel per hari bakal dibangun di Pulau Pemping, Kepulauan Riau (Kepri).
Hal ini sekaligus membantah kabar yang beredar bahwa pembangunan kilang dengan nilai US$12,5 miliar atau setara Rp205,54 triliun (asumsi kurs Jisdor Rp16.443 per US$) itu akan dibangun di Pulau Nipa yang juga berada di Batam.
“[Kilang baru] akan dibangun di Pemping, dekat Batam,” kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Kamis, 6 Februari 2025.
Sementara itu, Yuliot menyebut, Pulau Nipa akan dijadikan lokasi fasilitas penyimpanan minyak berkapasitas 1 juta barel per hari. Fasilitas penyimpanan minyak ini untuk cadangan penyangga energi (CPE), sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2024 tentang Cadangan Penyangga Energi.
Dia lantas menjelaskan, Pulau Pemping berdekatan dengan Pulau Nipa. Oleh karena itu, kawasan yang berdekatan dengan Singapura itu menjadi ekosistem pengolahan minyak. “Itu kan lokasinya berdekatan. Jadi ini merupakan bagian satu ekosistem, yang menjadi satu kesatuan,” kata Yuliot.
Adapun, proyek pembangunan kilang berkapasitas 500.000 barel per hari itu merupakan bagian dari 21 proyek hilirisasi yang didorong pemerintah dan berpotensi didanai oleh BPI Danantara.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengatakan kilang berkapasitas 500.000 barel per hari ini akan menjadi yang terbesar. “Kita juga akan membangun refinery [kilang minyak] yang insyaallah kapasitasnya itu kurang lebih sekitar 500.000 barel. Ini salah satu yang terbesar nantinya, ini dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik,” ujar Bahlil dalam Konferensi Pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 3 Maret 2025, malam.
Kilang tersebut diklaim mampu mengolah minyak mentah dari dalam negeri maupun impor. Kilang ini juga akan memproduksi berbagai produk minyak bumi, termasuk bahan bakar minyak (BBM), mencapai 531.500 barel per hari sehingga dapat memperkuat pasokan energi nasional.
Selain mengurangi ketergantungan pada impor, proyek ini berpotensi menghemat hingga 182,5 juta barel minyak per tahun atau setara US$16,7 miliar. Tak hanya itu, pembangunan kilang ini juga membuka peluang besar bagi penciptaan lapangan kerja, dengan 63.000 tenaga kerja langsung dan 315.000 tenaga kerja tidak langsung. BISNIS.COM
Baca Juga: Pemerintah Bakal Bangun Rest Area dan One Stop Service di Pulau Nipa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News