Kerja Sama Sembcorp-Panbil, Pintu Masuk Baru Investasi Industri di Batam

kawasan industri panbil tembesi
Maliki Osman, Menteri Kedua Bidang Luar Negeri dan Bidang Pendidikan Singapura (tengah) bersama Chairman Panbil Group Johannes Kennedy saat meninjau lokasi pengembangan kawasan industri Tembesi, Batam, 21 Agustus. Foto: Facebook/Dr Maliki Osman

BATAM (gokepri) — Kerja sama antara Sembcorp Singapura dan Panbil Group membuka peluang baru masuknya investasi industri ke Batam. Dua korporasi ini menjalin kemitraan dengan mengembangkan dua kawasan industri baru, di Tembesi dan Pulau Tanjung Sauh.

Hal ini diungkap Maliki Osman, Menteri Kedua Bidang Luar Negeri dan Bidang Pendidikan Singapura. Menteri Maliki kunjungan resmi ke Kawasan Industri Panbil Tembesi di Batam, Kamis 22 Agustus 2024. Kunjungan ini merupakan yang pertama dari pemerintah Singapura ke kawasan industri seluas 100 hektare tersebut, yang bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Singapura dan Indonesia.

Bacaan Lainnya

Kunjungan ini juga dihadiri oleh Weiming Tan, Deputi Direktur Jenderal Direktorat Asia Tenggara I, Kementerian Luar Negeri Singapura, serta Gavin Ang, Konsul Jenderal Singapura di Batam. Dari pihak Panbil Group, Johanes Kennedy selaku Chairman Panbil Group didampingi oleh Mahdian, Chief Financial Officer, dan Patrick Aritonang, Chief Operating Officer.

Maliki Osman menekankan Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat di Indonesia. Ia mengatakan kehadiran Panbil Group melalui Kawasan Industri Tembesi dan Tanjung Sauh memberikan potensi besar untuk menjalin kerja sama internasional antara Singapura dan Indonesia.

Singapura berharap kawasan ini dapat mendukung perkembangan ekonomi dan sosial Batam serta memaksimalkan infrastruktur untuk menarik pasar global.

“Setiap saya ke Batam, selalu ada yang baru. Sekarang ada kawasan industri Tembesi dan Tanjung Sauh. Ini peluang besar kerja sama bagi Singapura dan Kepri,” papar dia saat pertemuan dengan redaktur media massa di Oakwood Hotel & Apartements, Jumat 23 Agustus.

Baca: 

Chairman Panbil Group Johanes Kennedy mengatakan kunjungan Menteri Maliki akan memperkuat kerja sama di berbagai sektor, termasuk manufaktur, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia.

“Panbil Group berkomitmen untuk terus menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif dan ramah bagi investor,” ujar Johannes.

Selain itu, Panbil juga berencana untuk mengembangkan kawasan industri yang mengarah pada penggunaan energi hijau dan berupaya mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Kawasan Panbil, yang terletak di jantung Kota Batam, mencakup area seluas 300 hektar dengan zona industri, komersial, dan residensial. Kawasan ini saat ini menampung lebih dari 25 perusahaan manufaktur multinasional, 700 unit residensial, serta kawasan niaga yang dinamis.

Johanes Kennedy juga memperkenalkan Kawasan Industri Panbil Tembesi yang sedang dikembangkan. Terletak strategis dan dilengkapi dengan infrastruktur modern serta tenaga kerja terampil, kawasan ini diharapkan akan menjadi motor penggerak dalam meningkatkan daya saing Batam sebagai pusat industri dan perdagangan di Asia Tenggara.

Panbil dan Sembcorp

Panbil bermitra dengan Sembcorp mengembangkan Kawasan Industri Tembesi. Sembcorb punya sejarah panjang di Batam ketika era 1990. Mereka adalah entitas korporasi Singapura yang awal mengembangkan kawasan industri Batamindo di Mukakuning, Batam.

Sekarang, bersama Panbil, Sembcorp mengembangkan kawasan industri hijau di Batam. Proyek tersebut akan dibagi menjadi dua, dan salah satunya berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh. Kedua perusahaan sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU), 1 Agustus 2024.

kawasan industri panbil tembesi
Penandatangan nota kesepahaman antara Panbil Group dan Sembcorb Development, 1 Agustus 2024. Foto: Panbil

Sembcorp akan berinvestasi melalui anak perusahaannya, Sembcorb Development. Pada awal 1 Agustus, CEO Sembcorp Development Lee Ark Boon mengatakan rekam jejak perusahaannya sangat teruji, terutama dalam bidang energi dan solusi perkotaan yang terintegrasi.

“Kawasan industri rendah karbon yang kami rencanakan ini akan mendukung terciptanya generasi baru dalam dunia bisnis yang ramah lingkungan dan promosikan model kemitraan Singapura dan Batam,” ucapnya, Senin (5/8/2024).

Adapun dua kawasan yang akan dikembangkan di Batam, yakni proyek pertama berlokasi di Tembesi. “Kawasan industri ini seluas 100 hektare, yang akan mengakomodir berbagai sektor industri, mulai dari elektronik, kelistrikan, rekayasa presisi dan farmasi,” paparnya.

Proyek selanjutnya yakni kawasan industri seluas 500 hektare di Tanjung Sauh, salah satu pulau kecil di Batam yang telah ditetapkan sebagai KEK untuk perindustrian. KEK ini dikelola oleh Panbil Group.

Di KEK Tanjung Sauh, proyek yang diusulkan bertujuan untuk melayani industri ringan hingga menengah, serta bisnis yang boros energi seperti pelanggan manufaktur tingkat lanjut dan data center, dengan penyediaan energi terbaru dan solusi sirkular yang berkelanjutan.

Mengenai KEK Tanjung Sauh, invesasi dari Panbil Group pada tahap awal akan mencapai Rp30-35 triliun. Selanjutnya dari investor dalam kurun waktu 10-20 tahun, total investasi kumulatif sekitar Rp180-190 triliun.

Johannes mengungkapkan untuk tahapan paling awal, angka investasi sebesar Rp 10 triliun untuk membangun waduk, pelabuhan, sarana jalan dan lainnya.

Fokus paling utama di KEK Tanjung Sauh yakni pengembangan industri komponen elektronik, industri perakitan elektronik.

KEK Tanjung Sauh juga akan melengkapi dirinya dengan pelabuhan transhipment yang mampu menampung hingga 5 juta TEUs, sehingga dapat menjadi pusat logistik di kawasan Selat Malaka.

KEK Tanjung Sauh juga akan menjadi pusat riset dan pengembangan bidang energi, sekaligus menjadi produsen dari energi alternatif, energi terbarukan, dan energi primer, yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga di Batam dan Bintan. ***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

 

Pos terkait