Tanjungpinang (gokepri.com) – Kasus diabetes di Kepri meningkat. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepri jumlahnya diperkirakan mencapai 250 ribu penderita maupun berisiko diabetes.
Kepala Dinkes Kepri Mochammad Bistri mengatakan tidak hanya di Kepri, kasus diabetes memang meningkat secara nasional, mencapai 35 juta orang.
Bisri menjelaskan penyakit diabetes dipicu beberapa faktor, antara lain faktor genetik atau keturunan. Satu di antara 10 penderita diabetes dipicu faktor keturunan.
Baca Juga: Usia 30 Wajib Skrining Diabetes Jika Punya Risiko Keturunan
Kemudian faktor gaya hidup seseorang yang tidak sehat, seperti banyak mengonsumsi makanan olahan tinggi kalori dan lemak.
Kurang gerak atau aktivitas olahraga juga bisa menyebabkan obesitas hingga terkena diabetes.
“Hindari makanan berkalori tinggi, lalu perbanyak konsumsi buah dan sayur, serta olahraga rutin untuk menghindari diabetes,” ujarnya, Rabu 15 November 2023.
Beberapa upaya untuk mencegah diabetes di Kepri adalah di antaranya dengan melakukan pelaporan pemeriksaan data kesehatan warga melalui Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) yang dikembangkan Kementerian Kesehatan.
Melalui aplikasi itu, warga dapat melakukan pemeriksaan guna mengetahui secara awal potensi penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.
“Khusus di Kepri, kita sudah melakukan skrining sebesar 56 persen data kesehatan warga,” kata dia.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Kota Tanjungpinang Guptaja Kusumah Negara mengatakan sebagian besar pasien yang datang berobat ke poli penyakit dalam menderita diabetes.
“Untuk di Tanjungpinang angka penderita diabetes tergolong tinggi,” ujarnya.
Ia mengatakan ada tiga gejala kliniks yang khas dan harus diketahui mengenai penderita diabetes. Tiga gejala itu disebut trias klasik.
Tiga gejala itu yakni Polidibsi yaitu sering merasa haus atau ingin minum secara berkala.
Selain itu, Poliuria yaitu sering ingin buang air kecil, terutama pada malam hari sehingga mengganggu waktu tidur
Kemudian, Polifagia yaitu sering merasa lapar padahal baru selesai makan.
“Kalau sudah cukup lama, biasanya ada gangguan saraf terutama saat bangun tidur, seperti otot keram ditambah kebas,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: Antara