Tokyo (gokepri.com) – Jepang saat ini tengah diserang wabah infeksi bakteri pemakan daging atau Streptococcus pyogenes. Infeksi bakteri tersebut dilaporkan merebak di seluruh wilayah Jepang.
Data Institut Nasional Penyakit Menular Jepang (NIID) menyebut kasus yang tercatat terus bertambah. Dilansir The Japan Times, Senin 24 Juni 2024, sindrom dari bakteri tersebut atau streptococcol toxic-shock syndrome (STSS) jumlahnya sebanyak 977 kasus sejak Januari 2024.
Bakteri pemakan daging ini mampu merusak kulit, lemak dan jaringan yang menutupi otot dalam waktu singkat.
Baca Juga: Manfaat Vaksin PVC, Dibutuhkan Orang dengan Imun Lemah
Pasien yang terjangkit infeksi bakteri ini akan merasakan gejala demam, nyeri dan radang tenggorokan. Gejala itu berkembang cepat dan mengancam nyawa penderitanya, sebab dalam hitungan hari akan menyebabkan kegagalan organ.
Setelah timbul gejala awal, seperti demam, nyeri dan mulai, tekanan darah menjadi rendah dan kondisi kian memburuk hanya dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Pakar penyakit menular Tokyo Women’s Medical University Ken kikuchi menyebut sebagian besar kematian terjadi dalam 48 jam.
“Saat pasien merasakan kaki mereka bengkak di pagi hari, itu dapat menyebar ke lutut di siang hari dan dapat mengancam nyawa mereka dalam 48 jam,” kata dia.
Kondisi serius akan dialami pasien jika bakteri menembus aliran darah dan jaringan dalam. Di sana lah bakteri akan menyebar dan memproduksi eksotoksin yang merusak sel serta jaringan tubuh.
Orang-orang berusia paruh baya dan lansia di atas 50 tahun cenderung lebih rentan terhadap sindrom tersebut. Namun demikian Kementerian Kesehatan Jepang belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kasus serangan infeksi bakteri pemakan daging ini.
“Ada banyak faktor terkait mekanisme di balik bentuk Streptococcus yang parah dan tiba-tiba dan kami belum berada pada tahap menjelaskannya,” kata NIID. ANTARA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News