Investasi Gallant Venture, Harapan Baru Energi Industri Batam-Bintan

Gallant venture batam
Kawasan Industri Batamindo, Batam. Foto: Batamindo Investment Cakrawala

BATAM gokepri) – Gallant Venture akan membangun pembangkit listrik di Batam. Proyek senilai hingga Rp48 triliun ini digadang menuntaskan persoalan energi kawasan industri.

Rencana investasi Gallant Venture, holding investasi milik Salim Group, untuk membangun pembangkit listrik di Batam disambut positif. Proyek ini diyakini mampu menuntaskan persoalan energi serta menopang ekspansi industri di Batam dan Bintan.

“Pembangunan pembangkit di Pulau Setokok, Batam, akan meningkatkan daya saing kawasan industri. Ini menjadi jaminan atas pasokan energi yang stabil,” ujar Koordinator Himpunan Kawasan Industri (HKI) Batam-Karimun Adhy Prasetyo Wibowo di Batam, Selasa (17/6/2025).

HKI Batam-Karimun mencatat, kebutuhan energi di Batam dan Bintan melonjak tajam dalam beberapa tahun terakhir. Sektor manufaktur, pusat data, dan industri teknologi menuntut kapasitas listrik besar dan suplai yang terjamin.

Adhy menambahkan, jaminan energi yang memadai memungkinkan kawasan industri menerima investor baru dan mendorong perluasan lini produksi bagi perusahaan yang sudah ada. HKI menilai proyek ini sebagai langkah strategis dalam transformasi industri kawasan. Infrastruktur energi yang andal diharapkan menarik industri berteknologi tinggi, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan memperkuat rantai pasok.

“Kesiapan energi adalah kunci persaingan investasi. Proyek ini memperkuat posisi Batam dan Bintan sebagai tujuan investasi industri terdepan di Asia Tenggara. Kawasan ini siap berkembang lebih besar dengan dukungan energi yang terukur dan andal,” kata Adhy.

HKI juga berharap BP Batam berperan aktif menyukseskan proyek raksasa ini. “Kami percaya BP Batam akan menjalankan fungsi fasilitator secara aktif dan profesional. Ini menunjukkan kesiapan Batam menyambut gelombang investasi baru,” tuturnya.

Gallant Venture, melalui anak usahanya PT Batamindo Investment Cakrawala, berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara berkapasitas 2 gigawatt dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 400 megawatt. Pengumuman resmi Gallant Venture telah disampaikan pada 9 Juni 2025.

Proyek akan dikembangkan dalam dua tahap. Tahap pertama meliputi pembangunan PLTU supercritical 3×350 MW dan infrastruktur pendukung di Pulau Setokok, Bulang, Batam. Tahap kedua akan dibangun PLTU supercritical 2×600 MW, PLTS 400 MW, serta kabel transmisi bawah laut yang menghubungkan pembangkit tersebut dengan pembangkit milik Grup di Batam, Bintan, dan Pulau Bulan.

Estimasi biaya proyek keseluruhan berkisar antara 2,7 miliar dollar AS hingga 3 miliar dollar AS, setara Rp 43 triliun-Rp 48 triliun. Investasi tahap awal diperkirakan 1,5 miliar dollar AS, dan tahap kedua antara 1,2 miliar dollar AS hingga 1,5 miliar dollar AS.

Di sisi lain, PLN Batam memprediksi kebutuhan listrik akan terus meningkat. Dalam sepuluh tahun ke depan, pertumbuhan rata-rata diproyeksikan sekitar 6 persen per tahun, dengan lonjakan daya hingga 1.008 MVA pada 2030. Kebutuhan listrik yang tinggi ini sejalan dengan peningkatan realisasi investasi Batam.

Berdasarkan data BP Batam, realisasi investasi Batam pada 2024 mencapai Rp 43,26 triliun, meningkat 31,17 persen dari tahun 2023 sebesar Rp 32,98 triliun. Untuk tahun ini, BP Batam menargetkan investasi Rp 60 triliun. Hingga kuartal I/2025, realisasi investasi telah mencapai Rp 8,61 triliun atau sekitar 14,4 persen dari target. BISNIS.COM

Baca Juga: Bersiap Terangi Industri di Batamindo, Gallant Investasi USD3 Miliar Bangun Pembangkit Jumbo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait