Sepasang Pelaut Tertua China Singgah di Batam, Bagikan Kisah Inspiratif

pelaut tertua china singgah batam
Pasangan pelaut asal China, Yang Wei (70) dan Zheng Hong (64), singgah di Nongsa Point Marina, Batam, Kamis (13/3/2025). Foto: Dok. Nongsa Point Marina

BATAM (gokepri.com) – Pasangan pelaut asal China, Yang Wei (70) dan Zheng Hong (64), singgah di Nongsa Point Marina, Batam, dalam perjalanan mereka mengelilingi dunia dengan kapal layar Dan Yun Hao. Keduanya dinobatkan sebagai kapten kapal tertua dan pelaut wanita tertua di China.

Yang Wei dan Zheng Hong tidak pernah membayangkan akan hidup di laut. Mereka lahir di daerah pegunungan Kota Changchun, Wuhan, yang jauh dari pesisir. Keduanya berkarier di sektor perbankan selama puluhan tahun sebelum akhirnya memutuskan berlayar setelah Yang Wei didiagnosis kanker parotis pada 2011.

Pada 2015, saat mengunjungi Australia, Zheng Hong terpesona melihat kapal layar putih yang mengapung di lautan. Ketertarikan itu menginspirasi mereka untuk menjalani kehidupan baru.

Baca Juga: Nongsa Neptune Regatta 2025 Hadir dengan Rute Khatulistiwa yang Ikonik

Dalam tiga tahun, mereka telah mengunjungi 90 kota di sekitar pesisir Shenzhen sebelum akhirnya berlayar meninggalkan China pada 2 Januari 2025.

Mereka menggunakan kapal layar buatan Jerman sepanjang 41 kaki, yang diberi nama Dan Yun Hao, diambil dari nama panggilan Zheng Hong. Dalam perjalanan menuju Batam, mereka telah melintasi Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Malaysia sebelum tiba di Nongsa Point Marina pada 13 Maret 2025.

Perjalanan ini menjadi sorotan di China, terutama di kalangan komunitas pelaut dan pecinta petualangan. Zheng Hong bahkan menuliskan pengalaman mereka dalam buku berjudul Pensiun dan Berlayar setebal 282 halaman.

“Kami menghadapi tantangan besar saat berlayar di musim angin monsun pada Januari. Ombak tinggi dan angin kencang menyulitkan kami saat melintas di perairan Vietnam. Bahkan, kami harus menunggu lama di Thailand untuk mengganti katrol yang rusak,” ujar Yang Wei.

Bagi Zheng Hong, perjalanan ini adalah pengalaman yang berat, tetapi ia berusaha beradaptasi demi mendukung impian suaminya.

“Saya tidak pernah membayangkan hidup di laut. Namun, ada pepatah China, ‘Menikah dengan ayam ikut ayam, menikah dengan anjing ikut anjing.’ Jadi, saya berusaha menyesuaikan diri,” tuturnya.

Setelah dari Batam, mereka akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta, Bali, dan kota lainnya sebelum kembali ke Shenzhen pada Juli 2025. Setelah beristirahat hingga Oktober, mereka berencana melanjutkan perjalanan ke Mediterania melalui Sri Lanka, Maladewa, Madagaskar, dan Laut Merah. Perjalanan ini ditargetkan selesai dalam tiga tahun.

Manajer Nongsa Point Marina & Resort, Prakash Reddy, menyambut baik kunjungan Dan Yun Hao. “Kami bangga menerima tamu dari Shenzhen. Semoga ini membuka peluang bagi lebih banyak yachter untuk singgah di Batam,” ujarnya.

Menurutnya, kehadiran kapal pesiar seperti ini berpotensi menarik wisatawan yang ingin tinggal lebih lama dan menikmati keindahan laut Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait