BATAM (gokepri) — Animo pemodal dalam negeri maupun pemodal asing atau foreign direct investment (FDI) terhadap Batam tetap tinggi pada paruh pertama 2024.
Realisasi investasi di kawasan perdagangan bebas ini menunjukkan tren positif sepanjang semester pertama 2024 dengan pertumbuhan signifikan 55,70 persen. Mencerminkan iklim investasi Batam yang kondusif dan menarik bagi investor.
Berdasarkan data Badan Pengusahaan (BP) Batam, realisasi investasi mencapai Rp12,31 triliun, meningkat dari Rp7,91 triliun pada semester pertama 2023.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, menyatakan pertumbuhan ini tidak hanya terlihat dari nilai investasi, tetapi juga dari jumlah proyek yang meningkat 69,55 persen.
“Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap Batam sebagai destinasi investasi yang menjanjikan,” ujarnya.
Investasi di Batam berasal dari dua sumber utama: Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Keduanya menunjukkan tren pertumbuhan.
Pada sektor PMDN, sektor perdagangan dan reparasi menempati peringkat teratas dengan nilai investasi sebesar Rp193,66 miliar dari 1.112 proyek. Sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi juga mencatatkan kontribusi besar dengan investasi Rp408,42 miliar dari 342 proyek.
Selain itu, sektor pembangunan kawasan industri, perkantoran, dan perumahan menunjukkan kontribusi signifikan dengan investasi Rp387 miliar dari 231 proyek.
Di sisi PMA, minat negara-negara asing terhadap Batam tetap kuat, dengan Singapura sebagai investor terbesar. Investasi dari Singapura mencapai USD95,6 juta dari 664 proyek, diikuti oleh Tiongkok dengan USD45,7 juta dari 173 proyek. Taiwan, Luxembourg, dan Prancis melengkapi daftar lima besar negara dengan nilai investasi tertinggi.
Ariastuty menambahkan keberhasilan Batam dalam menarik investasi tidak lepas dari berbagai kebijakan pro-investasi yang diterapkan, serta kondisi geografis yang strategis.
“Peningkatan infrastruktur dan diversifikasi ekonomi yang tidak hanya bergantung pada sektor manufaktur, tetapi juga sektor jasa dan pariwisata, menjadi faktor pendorong utama,” jelasnya.
Baca: Investasi Semester I Capai Rp829,9 Triliun, Serap 1,2 Juta Pekerja
Selain itu, hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan negara-negara investor seperti Singapura, Tiongkok, dan beberapa negara Eropa turut mempermudah aliran investasi.
“Dengan semua faktor ini, Batam diproyeksikan akan terus menarik lebih banyak investasi di masa mendatang, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi,” pungkas Ariastuty.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News