Amsakar Achmad sering tampil dengan kemeja kotak-kotak nuansa warna biru. Lewat gaya berpakaian ingin menunjukkan penampilan yang autentik. Ada pesan di baliknya.
Penulis:
Muhammad Ravi
Tampak serasi mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak berwarna biru, Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra duduk bersama menikmati hidangan pagi bersama banyak wartawan di kawasan Pasir Putih, Batam Center, 26 Juli. Sebuah kemeja yang ternyata bukan sekadar pilihan pakaian, tetapi juga simbol dari perjuangan politik Amsakar.
Percakapan ringan antara keduanya mengungkap makna di balik kemeja tersebut. “Sudah pas bajunya, Pak?,” tanya Li Claudia kepada Amsakar sesaat sebelum sarapan bersama.
Kemudian Amsakar menimpali dengan kata cocok dan mengangguk sambil bertanya balik. “Beli atau pesan sendiri, Bu?,” tanya Amsakar dan dijawab singkat oleh Li Claudia bahwa ia membeli baju itu.
Dialog singkat itu tampak sederhana, namun tersirat pesan bahwa kemeja kotak-kotak biru yang dikenakan Amsakar bukanlah kebetulan belaka.
Baca: Apa yang Bisa Kita Pahami dari Dinamika Pilkada Batam?
Kemeja bermotif kotak-kotak biru ini telah menjadi identitas setelan pakaian Amsakar dalam beberapa bulan terakhir. Sejak ia aktif menghimpun dukungan sebagai calon walikota, kemeja ini kerap terlihat menyertai Amsakar dalam berbagai kesempatan, dari pertemuan dengan masyarakat hingga kegiatan relawan.
Jika dilihat di akun Instagram @amsakarachmad, Amsakar sering tampil dengan kemeja kotak-kotak biru. Termasuk juga di foto profil akunnya.
Sedang Li Claudia akrab dengan blouse putih dan celana krem. Setelan ini mirip dengan Prabowo Subianto yang sering tampil dengan kemeja putih dan celana krem. Li Claudia dalam beberapa kesempatan pernah juga tampil bersama Amsakar dengan kemeja kotak-kotak warna biru.
Menurut Ketua Tim Pemenangan Amsakar Achmad, Muhammad Nur, warna biru yang mendominasi motif kemeja tersebut melambangkan lautan luas yang mengelilingi Pulau Batam, mencerminkan harapan Amsakar untuk menyatukan seluruh elemen masyarakat Batam. Kemeja kotak-kotak biru dirumuskan sebagai simbol gerakan masyarakat yang bersatu untuk mendukung Amsakar.
“Baju itu bermakna lahirnya simbol pergerakan dan perjuangan simpul-simpul relawan dalam peta politik Batam. Simbol persatuan antarkelas sosial, sederhana tapi menyatukan,” ujar Nur, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Lebih dari sekadar busana, kemeja ini juga mencerminkan keberagaman pada masyarakat Batam. Kotak-kotak dalam motif kemeja melambangkan berbagai kelompok masyarakat di kota ini, mulai dari kelas sosial, agama, suku, hingga budaya. Meski berbeda-beda, kelompok-kelompok ini bersatu dalam satu tujuan untuk menjadikan Amsakar Achmad sebagai walikota Batam.
Kemeja kotak-kotak biru ini kini menjadi lebih dari sekadar pakaian. Ia telah menjelma menjadi simbol perjuangan, persatuan, harapan dan asa baru bagi masyarakat Batam akan kepemimpinan Amsakar Achmad. Di tengah hiruk-pikuk politik, simbol ini mengingatkan semua pihak akan pentingnya kebersamaan dan tujuan bersama untuk memajukan Batam.
“Intinya, baju kotak-kotak yang dipakai Bang Amsakar merupakan simbol lahirnya gerakan masyarakat yang ikhlas lillahita’ala untuk bergabung menjadi satu kesatuan, satu gerakan dalam peta politik Batam, memenangkan Bang Amsakar Achmad sebagai Walikota Batam,” tambah Nur.
Menunjukkan kesan lewat setelan berpakaian sering dipakai ketika pemilihan umum. Kemeja bermotif kotak-kotak berwarna merah-biru dengan garis putih pernah menjadi fenomena ketika digunakan oleh pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sewaktu berlaga dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Baju itu dianggap berhasil mengantarkan pasangan ini menang di Ibu Kota.
Dua tahun kemudian, motif baju yang sama kembali digunakan Joko Widodo saat berlaga dalam pemilihan presiden 2014. Tapi dalam pemilihan presiden 2019, motif kemeja itu ditinggalkan. Jokowi memilih pakaian kemeja putih dan celana hitam. Setelan ini adalah ciri khas Jokowi sejak menjabat Presiden RI.
Sedangkan kemeja kotak-kotak biru juga pernah dipakai Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ketika berlaga dalam pemilihan presiden 2024. Misalnya saat deklarasi kemenangan pasca quick count di Istora Senatan, 15 Februari 2024. Ini adalah pertama kalinya, Prabowo-Gibran tampak memakai kemeja bercorak. Biasanya keduanya lebih sering tampil dengan kemeja berwarna biru polos berlengan panjang.
Hanya Ada Satu Poros
Dukungan untuk Amsakar-Li Claudia untuk maju sebagai calon wali kota-wakil wali kota di Pilkada Batam 2024 sudah bisa dipastikan setelah 11 partai politik memutuskan mengusung mereka.
Wakil Wali Kota Batam dan Ketua DPC Gerindra Tangerang Selatan itu menjadi satu-satunya paslon yang mengantongi tiket maju ke pemilihan kepala daerah 2024. Sesuai jadwal, pendaftaran paslon ke KPU dibuka pada 27 Agustus dan ditutup 29 Agustus.
Amsakar-Li Claudia telah memperoleh tiket dari Nasdem, Golkar, Gerindra, PKS, PKB, Demokrat, PAN, Hanura, PSI, PKN dan PPP. Hampir semua partai peraih kursi di DPRD Batam, kecuali PDIP.
Sokongan dari 11 parpol itu sudah jauh dari cukup bahkan gemuk bagi Amsakar-Li untuk maju di Pikada Batam karena gabungan raihan kursi semua partai itu sebanyak 43 kursi atau 86 persen dukungan. Jumlahnya melampaui ambang batas pencalonan 10 kursi. Bahkan, dukungan bisa bertambah jika PDIP ikut mengusung Amsakar-Li karena dua nama itu juga diserahkan ke DPP PDIP oleh pengurus daerah.
Sudah memegang tiket pencalonan dan didukung 11 parpol, kans Amsakar-Li Claudia terbilang besar. Mengacu survei terbaru (8-15 Juli 2024) dari Indikator Politik Indonesia, Amsakar Achmad-Li Claudia unggul.
Lembaga survei itu memotret Amsakar Achmad dominan. Ia memperoleh elektabilitas sebesar 50,8 persen, unggul dari Marlin Agustina yang meraih 40,2 persen. Sementara itu, sebanyak 9,0 persen pemilih belum menentukan pilihan mereka.
Dalam simulasi pasangan calon, Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra mendapatkan elektabilitas sebesar 49,5 persen, unggul dari Marlin Agustina-Jefridin Hamid yang meraih 38,3 persen. Pemilih yang belum menentukan pilihan tercatat sebanyak 12,3 persen.
Li Claudia Chandra saat konferensi pers 16 Juli lalu sempat menyebut ia berharap bersama Amsakar bisa menang 90 persen, selisih tipis dari total dukungan 11 parpol yang mencapai 86 persen.
Faktor sosok Amsakar, ia nilai berpengaruh bagi kalkulasi kemenangan. Hasil survei Gerindra pun, memotret sosok Amsakar diterima dengan baik oleh masyarakat sehingga Li Claudia percaya diri bertarung di pilkada Batam. Amsakar juga punya kapasitas karena bertahun-tahun sebagai birokrat.
“Ini yang jadi alasan saya percaya diri bertemu masyarakat Batam. Doakan saja bisa menang 90 persen,” tambahnya.
Sewaktu Pilkada 2020, pasangan Muhammad Rudi-Amsakar Achmad disokong delapan partai politik dengan total 30 kursi. Rudi-Amsakar pada pemilihan 2020 menang telak 73 persen (267.497 suara). Lawannya yaitu Lukita Dinarsyah Tuwo-Abdul Basyit Haz yang diusung PDIP, PKB dan Gerindra.
Bagi Amsakar, pemilihan tahun ini menjadi yang ketiga kali. Ia pernah berlaga pada Pilkada 2015 dan Pilkada 2020 berpasangan dengan Muhammad Rudi. Rudi tahun ini akan bertarung di pemilihan gubernur Kepulauan Riau. ***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News