TANJUNGPINANG (gokepri) – Kunjungan wisatawan asing ke Kepulauan Riau (Kepri) terus bertumbuh. Sepanjang enam bulan pertama 2024, jumlah turis asing yang datang mencapai 763.406 atau tumbuh 4,93 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.
Kunjungan turis asing pada semester pertama 2023 sebanyak 727.552 orang. “Kenaikan ini dipicu membaiknya kondisi ekonomi ditambah banyak agenda wisata bertaraf internasional digelar tahun ini di Kepri,” kata Kepala BPS Kepri Darwis Sitorus di Tanjungpinang, Kepri, Kamis 1 Agustus 2024.
Baca: Bagaimana Strategi Kepulauan Riau Membangun Pariwisata
Sementara, pada Juni 2024, kunjungan wisman ke Kepri tercatat 124.322 orang atau naik 27,78 persen dari Mei 2024 yang 158.859 orang. Kenaikan kunjungan wisman pada Juni antara lain dipengaruhi libur panjang Hari Raya Idul Adha.
Darwis menyebut peningkatan jumlah kunjungan wisman Kepri pada Juni 2024 berasal dari tiga pintu masuk yakni Kabupaten Bintan sebesar 51,40 persen, Kota Tanjungpinang sebesar 44,57 persen, dan Kota Batam sebesar 25,24 persen.
“Sedangkan, untuk jumlah kunjungan wisman ke Kabupaten Karimun menurun sebesar 7,56 persen,” ungkapnya.
Pada Juni 2024, lanjut Darwis, jumlah kunjungan wisman Kepri didominasi warga berkebangsaan Singapura yang sebanyak 96.295 kunjungan. Kemudian disusul kunjungan wisman berkebangsaan Malaysia 29.043 kunjungan, lalu Tiongkok 5.591 kunjungan, India 5.425 kunjungan, Philipina 3.934 kunjungan, Australia 1.632 kunjungan, Inggris 1.389 kunjungan, Jepang 1.226 kunjungan, Amerika sebanyak 1.057 kunjungan, dan Korea Selatan 813 kunjungan.
“Dari sepuluh negara wisman terbanyak yang berkunjung ke Kepri itu, tercatat sebagian besar negara mengalami peningkatan kunjungan pada Juni 2024 jika dibanding dengan bulan sebelumnya,” papar Darwis.
Secara terpisah, Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyatakan lama tinggal wisman yang berkunjung rata-rata selama satu sampai tiga hari.
“Wisman ke Kepri umumnya merupakan wisatawan dengan waktu kunjungan yang singkat, antara satu hingga tiga hari,” katanya.
Sejauh ini, katanya, wisman yang berkunjung ke Kepri didominasi wisman Singapura dan Malaysia yang memanfaatkan akhir pekan serta libur anak sekolah untuk berlibur. Maka itu, sambung Ansar, dibutuhkan regulasi khusus keimigrasian berupa penerapan kebijakan visa khusus kunjungan kedatangan (VoA) jangka pendek bagi wisman ke Kepri, dengan durasi kunjungan tujuh hari dan tarif sekitar Rp100 ribu per orang.
Menurut dia, penerapan visa normal dinilai akan memberatkan wisatawan yang melakukan kunjungan jangka pendek ke Kepri.
“Bisa dibayangkan untuk melakukan perjalanan hanya satu dua hari atau katakanlah tiga hari, wisatawan harus membayar 50 dolar AS atau rata-rata Rp500 ribu untuk 30 hari. Ini menjadi penyebab mereka jadi enggan berwisata ke Kepri,” ujarnya.
Ansar mengakui terus memperjuangkan agar kebijakan VoA khusus di Kepri diberlakukan oleh pemerintah pusat, karena jika itu terealisasi dipastikan akan berpengaruh terhadap peningkatan kunjungan wisatawan. Ia menyatakan bahwa alasan usulan VoA jangka pendek, salah satunya mempertimbangkan karakteristik wisman yang berkunjung ke Kepri berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, terutama dari segi durasi tinggal mereka.
“Kita berharap kebijakan tersebut bisa diterapkan tahun ini,” ucap Ansar.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti menyampaikan bahwa kondisi pariwisata daerah itu masih berfluktuasi di awal tahun 2024 pasca beberapa tahun terdampak pandemi COVID-19. Namun, ia tetap optimistis pariwisata Kepri akan terus meningkat seiring mulai banyaknya agenda wisata yang digelar di daerah itu, khususnya bertaraf internasional.

“Kunjungan wisman Kepri menunjukkan grafik peningkatan pada 2023 hingga awal 2024 setelah beberapa tahun terpuruk sebagai dampak wabah COVID-19,” kata Guntur.
Ia berharap pariwisata Kepri bisa terus meroket di 2024 sebagai salah satu penopang perekonomian daerah. Tahun ini, kunjungan wisman ditargetkan sebanyak tiga juta orang. Guntur juga mengutarakan kunjungan wisman di Kepri tertinggi terjadi pada 2019, yang mencapai 2,9 juta kunjungan.
“Kita mesti mengejar itu kembali, dengan kerja sama semua pemangku kebijakan terkait, pasti bisa tercapai,” ujar Guntur.
Guntur menambahkan Pemprov Kepri telah mengusulkan penurunan tarif visa saat kedatangan (VoA) wisman ke pemerintah pusat melalui Kementerian Hukum dan HAM. Usulan itu pun telah mendapat lampu hijau dari kementerian terkait dan tinggal menunggu persetujuan Presiden Joko Widodo.
“Kalau itu terwujud, saya yakin kunjungan wisman Kepri akan semakin meningkat. Selama ini tarif VoA itu menjadi salah satu hambatan wisman berkunjung ke Kepri karena dinilai terlalu mahal,” ucap Guntur. ANTARA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penulis: Engesti Fedro