Karpet Merah SEZ Johor-Singapura untuk Investor dan Pekerja

JS SEZ Singapura Johor
Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dan PM Malaysia Anwar Ibrahim saat mengesahkan kesepakatan terkait Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura pada 7 Januari. FOTO STRAITS TIMES: AZMI ATHNI

JOHOR (gokepri) — Malaysia mengumumkan serangkaian insentif pajak untuk memikat investor ke Kawasan Ekonomi Khusus Johor-Singapura (JS-SEZ). Pemangkasan pajak menjadi andalan utama, salah satunya tarif khusus 5 persen bagi perusahaan yang berinvestasi di sektor-sektor bernilai tinggi.

Kementerian Keuangan Malaysia dan Pemerintah Negara Bagian Johor, dalam pernyataan bersama 8 Januari 2025, menyebutkan tarif 5 persen ini berlaku selama 15 tahun. Insentif ini menyasar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa tertentu. Rantai pasok kecerdasan buatan (AI) dan komputasi kuantum, perangkat medis, serta manufaktur kedirgantaraan, menjadi prioritas.

Tak hanya perusahaan, pekerja terampil di JS-SEZ pun kebagian insentif. Mereka akan dikenai pajak penghasilan 15 persen selama 10 tahun. Semua insentif ini berlaku surut sejak 1 Januari. Pemerintah Johor juga memangkas bea hiburan sejak awal tahun.

JS-SEZ membentang seluas 3.571 kilometer persegi di selatan Johor, dari pantai timur hingga barat. Wilayah yang empat kali lebih luas dari Singapura ini terbagi dalam sembilan zona unggulan: Pusat Kota Johor Bahru, Iskandar Puteri, Forest City, Kompleks Minyak Terpadu Pengerang, Tanjung Pelepas-Tanjung Bin, Pasir Gudang, Senai-Skudai, Sedenak, dan Desaru.

Baca Juga:
Perjanjian Johor-Singapura SEZ Diteken, Mesin Ekonomi Baru Tarik Investor Global

Menteri Keuangan II Malaysia, Amir Hamzah Azizan, optimistis paket insentif ini akan menarik investasi berkualitas ke sektor-sektor utama.

“Insentif ini juga mendorong penciptaan lapangan kerja berpenghasilan tinggi, memanfaatkan sinergi Johor dan Singapura,” kata Amir.

Kementerian Keuangan menambahkan, paket ini memperkuat posisi Johor sebagai pusat ekonomi regional dan menegaskan komitmen Malaysia menyambut bisnis global.

Namun, para ahli membandingkan insentif ini dengan kawasan ekonomi lain. Shenzhen di Tiongkok dan Jebel Ali di Uni Emirat Arab, misalnya, menawarkan tarif pajak korporasi nol persen.

Meski begitu, perubahan kebijakan pajak internasional belakangan ini membuat insentif JS-SEZ tetap kompetitif. Beberapa kawasan, seperti Shenzhen dan SEZ Gujarat di India, bahkan tidak menawarkan tarif pajak khusus untuk individu.

“Tarif pajak individu yang kompetitif membuat JS-SEZ lebih menarik bagi profesional yang biasanya melirik pusat teknologi global lain,” ujar Steve Chia, pemimpin pajak PwC Malaysia.

Tantangan tetap ada, terutama dalam merekrut talenta di sektor teknologi maju—teknologi hijau, bioteknologi, digital, dan logistik. Meski begitu, para ahli menilai JS-SEZ punya posisi yang lebih baik untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja terampil di industri bernilai tinggi.

Insentif pajak, kata penasihat senior kebijakan pajak KPMG Malaysia, Dr. Veerinderjeet Singh, bukanlah satu-satunya faktor penentu bagi investor. Kelancaran operasi, fasilitas perdagangan, akses ruang kantor dan lahan, ketersediaan tenaga kerja, serta kecepatan perizinan pemerintah juga penting.

“Tantangannya adalah memasarkan JS-SEZ dan memastikan ekosistem yang dibutuhkan tersedia, baik untuk produksi perangkat medis, manufaktur kedirgantaraan, maupun pusat layanan global,” kata Veerinderjeet.

Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyaksikan penandatanganan perjanjian JS-SEZ pada 7 Januari, dalam Retret Pemimpin Malaysia-Singapura ke-11 di Putrajaya. STRAITS TIMES

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait