Kapolresta Barelang: 15 Anggota Terluka Sedang Dalam Perawatan

Kapolresta Barelang
Kapolresta Barelang Komisaris Besar Polisi Nugroho Tri Nuryanto saat berdialog dengan massa unjuk rasa di depan Kantor BP Batam, Kota Batam, Senin siang, 11 September 2023. Foto: gokepri/Muhammad Ravi

Batam (gokepri) – Kapolresta Barelang Komisaris Besar Polisi Nugroho Tri Nuryanto mengungkap ada sebanyak 15 petugas kepolisian terluka imbas aksi unjuk rasa ricuh di Batam Center, Senin 11 September 2023.

“Ada 15 anggota kami yang terluka saat ini sedang dalam perawatan,” kata Nugroho, Senin sore, 11 September 2023. Ia menyayangkan aksi damai yang digelar masyarakat Melayu berakhir ricuh. Seharusnya, penyampaian pendapat di muka umum bisa dilakukan dengan tertib tanpa adanya kekerasan dan pengerusakan. “Sudah kami imbau tertib, ini kan ada penyusup, begitulah akhirnya,” sambung dia.

Aparat kepolisian turut mengamankan sejumlah warga yang diduga sebagai provokator dalam aksi itu. Namun dia belum dapat menjelaskan lebih rinci total jumlahnya. “Sementara ada 14 orang,” sebut Kapolresta.

Baca Juga: Sejumlah Petugas Terluka Imbas Unjuk Rasa Ricuh di Batam Center

Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak terprovokasi dan anarkis dalam melaksanakan aksi. Ia yakin betul apa yang dilakukan pemerintah adalah yang terbaik buat masyakaratnya. “Polisi ini juga manusia. Punya anak istri. Kami hanya menjalankan tugas, apa tidak sedih anak istrinya di rumah kalau (kepala keluarga) kenapa-kenapa,” kata dia.

Saat ini situasi di kawasan BP Batam sudah kondusif. Warga yang ikut unjuk rasa sudah dibubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian.

Sempat Ricuh

Diberitakan sebelumnya, unjuk rasa ribuan masyarakat yang mengatasnamakan diri dari Laskar Pembela Marwah Melayu di depan kantor BP Batam, Kota Batam, Kepulauan Riau, sempat ricuh pada Senin siang (11/9). Kericuhan terjadi saat massa melempari gedung BP Batam.

Demonstran sempat merusak dan membuka paksa sekeliling pagar kantor BP Batam. Warga yang awalnya melakukan aksi dengan damai, tiba-tiba ricuh dengan menghancurkan pagar.

Lemparan batu, kayu, hingga bom molotov dilemparkan warga ke arah halaman kantor BP Batam. Gas air mata dan water canon juga sudah ditembakkan ke arah kerumunan aksi unjuk rasa oleh petugas.

Baca Juga: Unjuk Rasa Pertahankan Kampung Tua di Rempang, Rudi Ajak Warga Temui Pemerintah Pusat

Pegawai, awak media dan petugas berhamburan menyelamatkan diri menghindar dari lemparan batu. Dari pantauan, beberapa petugas dan karyawan BP Batam ada yang terluka akibat terkena lemparan batu.

Muhammad Rudi ketika berdialog meminta masyarakat agar paham tentang proyek strategis nasional yang akan dibangun oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah, lanjut dia, tidak punya hak penuh karena aturannya terpusat dan juga karena Rempang Eco City masuk dalam proyek strategis nasional atau PSN tahun 2023.

“Jadi bapak ibu harus paham ini. Jadi saya minta perwakilan bapak ibu agar ikut saya ke pusat dan sampaikan langsung apa permasalahan yang terjadi,” kata Rudi.

Meski begitu, ia menjamin kesejahteraan masyarakat Rempang dan Galang yang terdampak proyek Rempang Eco City. “Saya ini hanya menjalankan amanat pusat. Kalau ada yang mau ikut saya ke Jakarta ayo,” kata dia.

Senin pagi hingga siang, ribuan warga yang berasal dari masyarakat Melayu berunjuk rasa di depan Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam. Massa menuntut 16 kampung tua di Rempang dipertahankan.

Penulis: Engesti Fedro

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

BAGIKAN