Anambas (gokepri) – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite kembali langka di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, khususnya di Kota Tarempa. Hal ini sontak membuat heran dan pertanyaan bagi masyarakat, mengingat Anambas merupakan daerah penghasil Migas.
Kelangkaan Pertalite di Anambas bukan kali pertama terjadi. Masyarakat kerap kali mengeluhkan kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi ini. Nita, salah satu warga Tarempa, mengaku harus memesan Pertalite dengan harga yang lebih mahal kepada kenalannya agar bisa mendapatkan BBM dengan RON 90 tersebut.
Baca Juga:
- Firdian Syah Daftar Penjaringan Calon Wabup Anambas ke PPP
- Harga Bawang Merah di Anambas Naik, Pembeli dan Pedagang Menjerit
“Saya harus memesan dengan teman agar bisa bekerja, itupun dapatnya cuma 1 botol dengan harga Rp20 ribu. Ada juga yang menawarkan namun dengan harga yang lebih mahal. Langka minyak memang sudah sering, pemerintah tolonglah carikan solusi,” ujar Nita, Kamis (16/4/2024).
Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Pembangunan Setda Anambas, Yohanes, menjelaskan Pertalite langka di Siantan Tarempa karena salah satu kapal sub penyalur mengalami kerusakan dan kapal cadangan yang membawa kuota ternyata tidak cukup untuk memenuhi pasokan kebutuhan masyarakat Anambas.
“Langkanya Pertalite di Anambas dikarenakan kapal pengangkut BBM sedang rusak dan dalam perbaikan. Kapal cadangan yang mengangkut 40 ton juga telah diturunkan untuk mengatasi hal ini, tetapi tidak mencukupi karena kebutuhan minyak itu tidak hanya untuk kendaraan motor atau mobil saja, tapi juga untuk kebutuhan kapal speed boat antar pulau. Jumlah kendaraan masyarakat pun semakin banyak,” ucap Yohanes.
Yohanes menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Pertamina Riau untuk menambah kuota BBM sub penyalur.
“Sudah kami koordinasikan tinggal putusannya saja dari pertamina apakah di-acc atau tidak. Nah perkiraan saya kalau kapal sub penyalur Mui sudah selesai tiga hari ke depan minyak sudah masuk ke Anambas,” tambahnya.
Menurut Yohanes, hilangnya BBM dari kapal cadangan besar kemungkinan karena panic buying yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga membuat pasokan minyak yang ada menjadi hilang dalam sehari. Untuk itu, pihaknya akan melakukan pengawasan lebih ketat agar menghindari hal serupa terjadi kemudian hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain diĀ Google News
Penulis: Wisnu Een