TOKYO (gokepri) – Jepang akhirnya membuang semua peraturan yang mewajibkan penggunaan floppy disk atau disket untuk keperluan administrasi pemerintahan dan semua sektor mulai Juli 2024. Keputusan ini sekaligus mengakhiri ketergantungan negara itu terhadap teknologi usang disket, 13 tahun setelah produsen di negaranya menghentikan produksi.
Floppy disk, yang diciptakan pada tahun 1970-an, pernah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia komputer. Namun, kini media penyimpanan lain seperti flash drive dan penyimpanan cloud telah mengambil alih fungsinya.
Baca: 80 Orang Meninggal di Jepang Diduga Terkait Suplemen Penurun Kolesterol
Namun, tidak demikian halnya di Jepang. Meski dikenal sebagai raksasa elektronik konsumen, robot, dan jaringan broadband tercepat di dunia, Jepang juga lekat dengan ketergantungan pada floppy disk, mesin faks, dan uang tunai.
Barulah dua tahun lalu, Jepang mulai beranjak meninggalkan kaset magnetik berbungkus plastik itu. Dorongan utamanya datang dari Taro Kono, Menteri Digital Jepang, yang kala itu menyatakan “perang terhadap floppy disk”.
Berbagai macam bisnis – mulai dari tambang, perusahaan minyak, retailer, toko minuman keras, hingga pusat perbelanjaan – terikat oleh beragam peraturan yang mengharuskan mereka menyerahkan dokumen kepada regulator menggunakan floppy disk.
Bahkan setelah Sony, produsen utama floppy disk untuk pasar Jepang, menghentikan produksinya pada tahun 2011, masih ada lebih dari 1.000 peraturan, ordonansi, dan arahan yang mewajibkan penggunaan floppy disk, menurut Kementerian Digital.
Pada 3 Juli lalu, Kono menyatakan kemenangan dalam perangnya. Semua peraturan tersebut telah ditinjau ulang oleh para pembuat undang-undang, melewati proses komentar publik, kemudian diputuskan dan dicabut.
Di luar pemerintahan, beberapa sektor di Jepang belum siap melepaskan diri dari floppy disk.
Setiap harinya, Higo Bank di pulau Kyushu memproses hampir 300 floppy disk, dengan berat total hampir 5 kilogram, menurut Yusuke Murayama, juru bicara bank tersebut.
Bank tersebut telah berupaya untuk membujuk para klien yang masih menggunakan floppy disk untuk menyimpan informasi rekening bank mereka ke format lain. Mereka bahkan memberi tahu para klien bahwa bank tidak akan lagi menerima floppy disk mulai musim semi mendatang.
Baca: Jepang Diserang Wabah Infeksi Bakteri Pemakan Daging
Di dalam pemerintahan, pekerjaan Kono belum selesai. Dia memberi sinyal bahwa mesin fax, yang masih banyak digunakan di Jepang, akan menjadi target selanjutnya. Kono merekomendasikan penggunaan email sebagai gantinya.
Di kota Tsuwano, bagian akuntansi baru saja mengganti floppy disk pada April 2023, kata Nobuyuki Koto, seorang pejabat di departemen tersebut. Koto menambahkan bahwa dia merindukan beberapa hal dari sistem lama.
“Tidak ada risiko diretas,” katanya. “Sekarang kita harus berhati-hati tentang keamanan data.” NYTIMES
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News