KARIMUN (gokepri.com) – Perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa di Karimun, Rabu 29 Januari 2025 serasa kental sekali.
Untuk lebih tenang dalam merayakan Imlek, warga Tionghoa lebih memilih untuk tidak membuka usahanya sejak pagi hingga sore. Makanya seharian, hampir semua pertokoan di Karimun tutup.
Pasalnya, mayoritas rumah toko (ruko) di Karimun mulai dari kawasan Tanjungbalai sebagai pusat kota di Karimun hingga ke kawasan Meral sebagai kawasan kota lama merupakan milik masyarakat keturunan Tionghoa.
Hanya satu atau dua toko saja yang buka, itupun hanya sampai siang hari.
Selain toko biasa, supermarket dan minimarket pun banyak yang tutup pada perayaan Imlek. Jalanan utama di Karimun pun nampak sepi dan hiruk pikuknya aktivitas warga.
Dampaknya, masyarakat Karimun yang ingin membeli berbagai keperluan di supermarket mengaku kesulitan mencari barang keperluan mereka.
Jufrianto misalnya, warga Meral yang biasa berbelanja di salah satu supermarket yang ada di daerah tempat tinggalnya itu harus rela menahan kekecewaan saat mendatangi supermarket tujuannya itu tidak buka dari pagi.
Dirinya pun beralih mencari toko lainnya, namun toko lainpun tidak ada yang dibuka.
“Saya biasanya berbelanja di supermarket ini, namun begitu sampai di sini ternyata tidak buka,” ujar Jufrianto.
Dia mengaku sudah terbiasa berbelanja di supermarket tersebut.
“Biasanya barang yang saya beli cuma ada disini. Begitu tahu tutup, saya lalu mencari ke toko lain, eh ternyata semua toko pada tutup,” ungkapnya.
Acai, warga Meral lainnya menyebut biasanya warga Tionghoa saat Imlek melaksanakan ibadah dan bersilaturahmi dengan keluarga besar mereka di rumah.
Makanya, untuk ketenangan perayan Imlek, warga Tionghoa menutup semua usahanya agar saat ibadah dan bersilaturahmi dengan keluarga bisa berjalan dengan lancar.
Penulis: Ilfitra