Dampak Corona di Kepri, Kunjungan Wisman Turun 20 Persen, Devisa Anjlok USD1 Juta Per Bulan

Gedung-gedung pencakar langit di Singapura dilihat dari salah satu ketinggian di Kota Batam.

Tanjungpinang (gokepri.com) – Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari 2020 ke Provinsi Kepri sebanyak 220.696 kunjungan. Jika dibandingkan Desember 2019, maka jumlah kunjungan wisman turun hingga 20,30 persen. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri, Zulkipli, penurunan ini disebabkan mewabahnya virus corona.

“Isu wabah corona cukup memengaruhi,” ungkapnya, Selasa (3/3/2020).

Tingkat kunjungan wisman tertinggi ke Provinsi Kepri masih didominasi tiga negara, yakni Singapura, Malaysia, dan China. Selama ini China dan Singapura merupakan negara dengan banyak warga terinfeksi virus corona.

Pada Januari 2020, jumlah kunjungan wisman Singapura ke Kepri mencapai 99.575 orang, Malaysia 24.221 orang, dan China 23.786 orang. Kunjungan wisman itu masuk ke Kepri dari empat pintu utama, yaitu Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjungpinang.

“Yang masih mendominasi wisman asal Singapura sebesar 45 persen,” ucapnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Musni Hardi Kasuma Atmaja memperkirakan kunjungan wisman ke Kepri pada tahun ini turun hingga 15 persen. Mewabahnya virus corona menjadi pukulan keras terhadap sektor pariwisata.

“Jumlah kunjungan wisman ke Kepri berpotensi turun 10 hingga 15 persen tahun ini,” katanya.

Berdasarkan data, wisman asal Tiongkok adalah negara ke-3 terbesar di Kepri setelah Singapura dan Malaysia. Dengan hitungan mencapai 10 persen dari total kunjungan wisman ke Kepri di tahun lalu.

Ditambah dengan keluarnya kebijakan dari Kementerian Hukum dan HAM (Menkumham) RI, larangan masuk bagi Warga Negara Asing (WNA) dari Tiongkok ke Indonesia. Kebijakan ini diberlakukan pasca adanya COVID-19. Aturan ini berlaku sejak 5 hingga 29 Februari dan kemungkinan diperpanjang.

Penurunan tingkat kunjungan wisman ke Kepri juga terjadi sejak penutupan dua rute penerbangan langsung Batam-Shenzhen/Xian. “Potensi penurunan devisa per bulan mencapai USD1 juta,” kata Musni.

Kemudian, pasca penutupan penerbangan dari Tiongkok menuju Bandara Changi, Singapura. Jumlah kedatangan wisman ke Batam melalui pelabuhan Ferry Internasional juga mengalami penurunan. Karena biasanya, wisman Tiongkok, Korea dan Taiwan datang melalui Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan wisata ke Batam.

“Namun, hingga kini penumpang sepi. Saat ini, ferry masih beroperasi sesuai jadwal terlepas ada atau tidaknya penumpang,” kata Musni. (wan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *