BRIN Temukan Dua Spesies Baru Kumbang Kura-Kura di Sulawesi

Kumbang Baru Sulawesi
Hasil pindai Thlaspidula gandangdewata, spesies kumbang kura-kura baru asal Sulawesi yang ditemukan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Foto: BRIN

JAKARTA (gokepri) – Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil menemukan dua spesies baru kumbang kura-kura dari genus Thlaspidula di Sulawesi, Indonesia.

Spesies yang diberi nama Thlaspidula gandangdewata dan Thlaspidula sarinoi ini menambah keanekaragaman hayati serangga di wilayah tersebut. Penemuan ini juga memberikan wawasan baru dalam studi taksonomi kumbang kura-kura (Chrysomelidae: Cassidinae).

Koleksi spesimen dilakukan oleh Tim Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN dari dua lokasi berbeda. Lokasi tersebut adalah Gunung Gandangdewata dan Gunung Torompupu di Sulawesi.

Penelitian ini mencakup deskripsi morfologi secara mendetail serta kunci identifikasi terbaru untuk semua anggota genus Thlaspidula.

Thlaspidula gandangdewata, T. sarinoi, dan T. boisduvali  tergabung dalam grup spesies dari genus Thlaspidula. Mereka memiliki bintik hitam lebar di bagian posterolateral pelebaran batas elytra saja. Namun, ketiganya memiliki pola bintik hitam di elytra dan pronotum yang berbeda,” kata Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Anang Setyo Budi, Rabu (5/3/2025).

Anang menjelaskan kedua spesies tersebut juga memiliki karakter lain yang bisa membedakannya. Karakter tersebut adalah panjang dan warna segmen pada antena. Ia memaparkan kumbang dari genus Thlaspidula memiliki karakter umum seperti kumbang kura-kura lain. Karakter tersebut adalah elytra dan pronotum yang melebar (explanate) dan sering kali membentuk perisai yang menutupi kepala dan kaki.

Namun, lanjut Anang, Thlaspidula memiliki bentuk labrum, proporsi tubuh, segmen antena, baris titik pada elytra, dan tekstur elytra yang khas. Hingga saat ini, baru delapan spesies yang tercatat dalam genus ini. Spesies ini tersebar dari Semenanjung Malaya hingga Papua.

“Spesimen yang diteliti dalam studi ini disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Indonesia. Material dikoleksi menggunakan jaring sapu dari Gunung Gandangdewata dan Gunung Torompupu di Sulawesi,” lanjutnya.

Menurut Anang, penemuan ini menjadi langkah penting dalam dokumentasi keanekaragaman hayati Indonesia. Terutama di kawasan pegunungan Sulawesi yang merupakan salah satu pusat endemisme fauna.

Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami ekologi, distribusi, serta upaya konservasi spesies baru ini. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa https://mapress.com/zt/article/view/zootaxa.5566.2.9 pada edisi Januari 2025.

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para taksonomis serta konservasionis dalam memahami dan melindungi keanekaragaman hayati Indonesia. ANTARA

Baca Juga: Gandeng BRIN, BP Batam Perkenalkan Insentif Super Tax Deduction

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait