LEIPZIG, Jerman (gokepri) – Mattia Zaccagni menjadi penyelamat Italia lewat gol penyeimbangnya pada menit ke-98. Hasil imbang 1-1 kontra Kroasia di laga penuh ketegangan, Senin (24/6/2024), memastikan sang juara bertahan melaju ke babak 16 besar Piala Eropa 2024.
Luka Modric sempat membawa Kroasia unggul di menit ke-55, tak lama setelah gagal mengeksekusi penalti. Namun, keunggulan itu sirna ketika sepakan indah Zaccagni, pemain pengganti Italia, tak mampu dijangkau kiper Dominik Livakovic.
Baca:
- Cari Penduduk Baru, Kota Tua di Italia Jual Rumah Mulai Harga Rp53.000
- Piala Eropa 2024: Skenario Setiap Tim Lolos 16 Besar
Dengan hasil ini, Italia yang akan menghadapi Swiss selanjutnya menempati peringkat kedua Grup B dengan empat poin. Kroasia di posisi ketiga harus menunggu perhitungan apakah raihan dua poin cukup membawa mereka lolos ke fase gugur sebagai salah satu dari empat tim peringkat ketiga terbaik.
“Sepantasnya kami lolos malam ini berdasarkan apa yang kami tunjukkan di lapangan,” ujar pelatih Italia Luciano Spalletti. “Melaju dari grup ini sulit. Spanyol brilian, Kroasia luar biasa.”
Spanyol, pemuncak klasemen, mengalahkan Albania 1-0 dan menutup fase grup dengan rekor sempurna. Albania yang tersingkir menduduki dasar klasemen dengan satu poin.

Kekalahan Albania membuat tim-tim yang tidak bertanding pada Senin sudah dipastikan lolos ke babak 16 besar. Inggris, Prancis, dan Belanda kini dijamin finis minimal di antara empat tim peringkat ketiga terbaik.
Italia sebelumnya sempat terguncang akibat kekalahan dari Spanyol, yang skor 1-0 sebenarnya bisa lebih besar. Namun, pelipur lara bagi tim asuhan Spalletti adalah performa Kroasia yang lebih buruk sepanjang turnamen.
Kekalahan 3-0 dari Spanyol dan hasil imbang 2-2 kontra Albania membuat Kroasia berada di ujung tanduk. Salah satu masalah utama mereka di turnamen ini – kesulitan mengubah penguasaan bola menjadi ancaman gol – kembali terlihat pada babak pertama melawan Italia.
Kroasia nyaris tak memberikan ruang gerak bagi Italia di 20 menit awal, namun tembakan jarak jauh Luka Sucic yang ditepis Gianluigi Donnarumma menjadi satu-satunya peluang mereka.
Italia tampil lebih mengancam dengan Mateo Retegui yang nyaris mencetak gol. Peluang terbaik babak pertama didapat Alessandro Bastoni melalui sundulan yang digagalkan Dominik Livakovic usai menerima umpan silang Nicolo Barella.
SUARA KERAS SUPORTER
Suporter Kroasia memberikan dukungan luar biasa di 45 menit pertama. Nyanyian nyaring, flare, dan letupan petasanwarnai pertandingan. Namun, baru di babak kedua tim mereka mulai bisa membalas budi.
Baru beberapa menit babak kedua berjalan, Kroasia mendapat hadiah penalti. Tembakan Andrej Kramaric mengenai tangan pemain pengganti Italia yang masuk di babak kedua, Davide Frattesi. Wasit Danny Makkelie awalnya tidak meniup peluit, tetapi VAR memintanya melihat tayangan ulang dan keputusan pun berubah.
Modric yang maju sebagai algojo gagal menaklukkan Donnarumma yang sigap menepis tendangan ke sisi kiri bawah gawangnya. Namun, kekecewaan itu hanya seumur jagung.
Beberapa detik kemudian, sundulan pemain pengganti Kroasia, Ante Budimir, kembali memaksa Donnarumma melakukan penyelamatan gemilang. Modric yang berdiri bebas langsung menyambar bola rebound dan menceploskannya ke gawang untuk menebus kegagalan penalti.
Gol tersebut menjadikan Modric sebagai pencetak gol tertua sepanjang sejarah turnamen di usia 38 tahun dan 289 hari. Sayangnya, keunggulan itu tak bisa dipertahankan sang kapten Kroasia.
Italia terus menekan untuk mencari gol penyama. Pemain pengganti Gianluca Scamacca nyaris menyambar umpan silang pada menit ke-87.
Namun, ketika para suporter Kroasia mulai merayakan kemenangan, Italia justru melancarkan serangan mematikan di pengujung laga.
“Sepak bola begitu kejam malam ini,” ujar Modric. “Sulit untuk menggambarkan perasaan ketika kalah seperti ini. Dewi fortuna tidak selalu berpihak pada kami.” REUTERS
Cek Berita dan Artikel yang lain diĀ Google News