ANAMBAS (gokepri) – Masyarakat Tarempa, ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas, kembali mengeluhkan pasokan air bersih yang tersendat selama hampir sepekan. Kendala kebocoran pipa induk menjadi penyebab utama gangguan layanan air minum ini.
Bahkan, keluhan di media sosial juga mengkritik kinerja Bidang Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Dinas Pekerjaan Umum Anambas yang dinilai tidak maksimal dalam mengelola kebutuhan dasar masyarakat tersebut.
Akan tetapi, hal tersebut langsung dibantah oleh Kepala UPT SPAM Anambas, Effendi. Menurutnya, keterlambatan pasokan air ke rumah warga disebabkan oleh kendala kebocoran pipa induk di wilayah pemakaman hingga wilayah Anambas beberapa hari terakhir, bukan karena petugas yang tidak bekerja secara maksimal.
“Anggota sedang menelusuri atau mencari titik-titik kebocorannya. Kemarin ditemukan satu titik di dekat kafe Iwan dan telah diperbaiki, namun air yang masuk ke tangki 300 Ton dekat pemakaman belum ada peningkatan yang signifikan. Pagi ini beberapa wilayah di Tanjung Tengah sudah dialiri air sesuai dengan kemampuan tangki,” ujar Effendi, Senin (7/4).
Effendi juga menjelaskan, akibat permasalahan kebocoran pipa tersebut, sistem bergilir pun diterapkan untuk tetap menyalurkan pasokan air ke rumah warga, meskipun dengan jeda waktu yang cukup signifikan dibandingkan biasanya. Hal itu dilakukan guna mencukupi kebutuhan air dan mempertimbangkan pasokan air yang tertampung di tangki.
“Untuk pembagian air yang sangat jauh berkurang, terpaksa dengan sistem satu hari jalan dan tiga hari kosong di wilayah pelayanan Sri Tanjung, Tanjung Tengah Ujung, Tanjung Tengah Pangkal, dan Bakar Batu atau Kampung Melayu dengan tangki 300 ton dekat pemakaman. Kondisi sekarang dan adanya kendala di pipa induk menyebabkan pasokan jauh dari cukup, akibatnya sistem bergilir semakin panjang harinya,” jelas dia.
“Untuk sumber air kita di Embung Lintang dan Gunung Samak sangat cukup, kendalanya adalah penyaluran atau pengaliran dari mesin pompa yang tidak sesuai dengan air yang sampai ke tangki untuk masyarakat Tarempa,” sambungnya.
Meskipun begitu, UPT SPAM dengan keterbatasan anggota, dikarenakan dominan pekerja honorer yang saat ini sudah tidak lagi bekerja secara resmi, tetap akan mengatasi persoalan air di wilayah Tarempa. Koordinasi dan upaya dalam mencari solusi terhadap pekerja pun dilakukan para pimpinan guna memenuhi kebutuhan air masyarakat.
“Meskipun hari ini kawan-kawan SPAM di lapangan sudah secara resmi tidak aktif dikarenakan SK PPPK yang belum keluar, namun mereka tetap akan menyusuri kembali pipa induk yang mengalami kebocoran. Sistem pipa induk kita ditanam, jika kebocoran mengarah ke atas pipa dapat langsung ditemukan, yang dikhawatirkan pipa bocor di bagian bawah sehingga kebocorannya sulit ditemukan,” kata Effendi.
Perlu diketahui, para pekerja lapangan di UPT SPAM Anambas saat ini sudah secara resmi tidak bekerja sebagai tenaga honorer di Pemerintah Kabupaten Anambas. Namun, tanggung jawab moral dan kebesaran hati mereka membuat para pekerja masih melakukan tugas yang sebenarnya sudah tidak wajib itu. Pemerintah di tingkat desa lantas berinisiatif membantu meringankan beban ekonomi mereka dengan kolektif di RT yang ada. Hal tersebut dilakukan tanpa paksaan dan murni untuk keberlanjutan pasokan air tetap berjalan di wilayah Tarempa.
Baca Juga: Kejar Kurang Bayar DBH, Bupati Anambas Temui Gubernur Kepri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News