BATAM (gokepri) — PT Tanjung Piayu Makmur (TPM) memulai pembongkaran lahan seluas 12,6 hektare di Kampung Tembesi Tower, Batam pada Rabu, 8 Januari 2025. Lahan yang meliputi RT 1, RT 2, dan RW 16 ini rencananya akan dialihfungsikan menjadi kawasan industri.
Menurut Koordinator Lapangan PT TPM, Berton Siregar, pembongkaran ini merupakan tindak lanjut sosialisasi yang telah dilakukan sejak setahun lalu. Namun, ia mengakui banyak warga yang menolak. “Dari SP1 hingga SP Pembongkaran yang dilayangkan hingga 12 Desember, warga tetap tidak mengindahkan,” ujarnya, Rabu 8 Januari 2025.
Semula, perusahaan berencana membongkar lahan pada 27 Desember 2024. Namun, rencana itu ditunda karena ada beberapa warga yang bersedia menerima kompensasi dan melakukan pembongkaran secara kolektif. “Besaran sagu hati sesuai dengan Perka BP Batam Nomor 710 Tahun 2017,” kata Berton.
Namun, hingga batas waktu terakhir, Rabu, 8 Januari, pukul 09.00, hanya sebagian warga yang menyepakati negosiasi. Akibatnya, pembongkaran terpaksa dilakukan.
PT TPM menawarkan tiga opsi kompensasi: uang tunai (sesuai ukuran bangunan), rumah siap huni di kawasan relokasi Tanjung Piayu (seluas 7,5 hektare, lengkap dengan fasilitas air dan listrik), dan kombinasi uang dan kavling (di mana warga bisa membangun rumah sendiri di lahan 6×10 meter).
“Hingga saat ini, 40 unit rumah siap huni telah dibangun. Sebanyak 115 dari total 400-an warga terdampak telah tinggal di sana,” jelas Berton. Ia menambahkan, mayoritas warga memilih opsi kombinasi uang dan kavling agar bisa membangun rumah sesuai kebutuhan mereka.
Baca Juga:
Tembesi Tower Rata dengan Tanah, Warga Anggap Penggusuran Tak Manusiawi
Menurut Berton, lahan di Tembesi Tower akan digunakan untuk kawasan industri terpadu seluas 98 hektare yang menampung 98 industri. “Proyek ini sebenarnya sudah terlambat sejak Oktober tahun lalu. Tapi karena kendala di lapangan, kami tetap mengutamakan pendekatan yang memanusiakan manusia,” ujarnya.
Kawasan industri ini dijanjikan akan membuka sekitar 3.000 lapangan kerja, dengan prioritas bagi warga lokal sesuai keahlian mereka. “Sudah ada 12 perusahaan yang memesan,” kata Berton. Saat ini, PT TPM telah mempekerjakan tujuh warga sekitar sebagai sopir dan petugas taman.
Menanggapi klaim warga terkait status Kampung Tembesi Tower sebagai bagian kampung tua, Berton menegaskan kawasan tersebut tidak termasuk.
Menurutnya, yang termasuk kawasan Kampung Tua adalah Tembesi Lestari. “Kami tidak mau mencuri start dari pemerintah untuk menjelaskan ini. Tapi, sepengetahuan kami, 24,5 hektare dari total 150 hektare kampung tua sudah disertifikasi pemerintah. Kampung Tembesi Tower tidak termasuk di dalamnya,” tegasnya.
Baca Juga:
Proyek Kawasan Industri Hijau Tembesi, Panbil Tawarkan Warga Relokasi ke Sei Daun
Diberitakan, Fahrudin, salah seorang warga Tembesi Tower, mengungkapkan kekecewaannya. Ia menilai penggusuran ini tidak manusiawi karena masih ada warga yang belum sempat memindahkan barang-barang mereka. “Kasihlah kami waktu. Kami ini manusia, jangan seperti ini,” ujarnya dengan sedih.
Fahrudin menjelaskan warga telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap BP Batam. “Gugatan itu sedang berjalan. Kalau gugatan itu kami menang, siapa yang mau bertanggung jawab setelah semua sudah digusur seperti ini?” tanyanya.
Ia mengakui telah menerima SP 3. Namun, warga tidak yakin apakah SP tersebut ditujukan bagi warga yang sudah menerima kompensasi atau belum. Pasalnya, menurut Fahrudin, masih ada sekitar 300 keluarga yang belum menerima kompensasi dari perusahaan, sementara baru 80 KK yang sudah menerima.
“Yang baru terima itu ada 80 KK, sementara ada 300 KK lagi yang belum terima. Tapi kami tanya bagaimana kompensasinya, tidak ada yang bisa jawab,” keluhnya.
Fahrudin menambahkan, warga yang masih bertahan di lokasi karena belum menerima kompensasi dan sebagian lagi berpegang pada surat penegasan tanah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Batam. “Kalau tidak ada surat itu, tidak mungkin kami berani membangun rumah permanen,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News