BATAM (gokepri) – Xinyi Group tetap berkomitmen investasi pabrik kaca senilai Rp381 triliun di Rempang Eco City. Proyek pabrik kaca ini menjadi peluang Indonesia menarik investasi global di tengah perang dagang.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengungkapkan Xinyi tetap berkomitmen pada proyek strategis nasional ini. Ia menggarisbawahi pentingnya menjaga stabilitas iklim usaha di Batam untuk memastikan keberhasilan investasi tersebut.
“Xinyi adalah barometer bagi investor asing lainnya di Batam. Jangan sampai isu-isu negatif menghambat arus masuk investasi,” kata Susiwijono dalam kunjungannya ke Batam.
Ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat ternyata membuka peluang baru bagi Indonesia. Banyak perusahaan asal China kini mencari lokasi investasi alternatif untuk menghindari risiko geopolitik. “Bukan hanya Xinyi, tetapi sejumlah perusahaan China lainnya juga sedang mencari lokasi baru. Ini adalah peluang besar bagi kita,” jelas Susiwijono.
Baca: Kelanjutan Investasi Rp174 Triliun Xinyi di Rempang Eco City, Jadwal Groundbreaking 2025
Ia menekankan fokus utama proyek strategis nasional (PSN) seperti Rempang Eco City adalah percepatan pembangunan infrastruktur. Hal ini, menurutnya, lebih penting dibandingkan sekadar insentif fiskal. “Di kawasan perdagangan bebas (FTZ) dan kawasan ekonomi khusus (KEK), insentif sudah tersedia. PSN diarahkan untuk menyelesaikan masalah mendasar, seperti tata ruang dan penyediaan infrastruktur,” jelasnya.
Kemudahan dalam proses perizinan dan alokasi lahan juga menjadi prioritas PSN. Dengan dukungan infrastruktur dasar seperti air dan listrik, Batam diproyeksikan menjadi daya tarik baru bagi investor global.
Xinyi telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Indonesia untuk membangun pabrik kaca senilai Rp175 triliun di Pulau Rempang. Fasilitas ini akan menempati lahan seluas 2.300 hektare di wilayah Sembulang, Kelurahan Rempang Cate.
Sementara itu, Badan Pengusahaan (BP) Batam terus memperbaiki tata kelola untuk menarik lebih banyak investasi. Susiwijono menyebut penyempurnaan layanan investasi, seperti pembaruan database dan audit sistem pengelolaan lahan (Land Management System), sebagai langkah prioritas.
“Pengalokasian lahan dihentikan sementara untuk memastikan transparansi dan tata kelola yang baik, sesuai arahan DPR RI,” katanya. Ia optimistis langkah ini akan memperkuat posisi BP Batam sebagai penggerak ekonomi nasional.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, menegaskan prioritas pembangunan tahun depan adalah percepatan investasi melalui pengembangan kawasan dan infrastruktur. Proyek Rempang Eco City menjadi salah satu fokus utamanya. “BP Batam bertugas menarik investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Baca: Airlangga Pastikan Xinyi Lanjutkan Investasi di Rempang
Selain itu, BP Batam juga tengah membangun 961 hunian permanen di Tanjung Banon, Rempang, untuk merelokasi penduduk terdampak proyek ini. Hingga kini, 42 kepala keluarga telah pindah ke hunian baru, sementara ratusan lainnya menunggu penyelesaian rumah mereka yang ditargetkan rampung sebelum akhir 2024.
Rudi memastikan status lahan proyek Rempang Eco City segera mendapatkan hak pengelolaan lahan (HPL) oleh BP Batam. Hal ini akan memperlancar proses pembangunan dan menarik lebih banyak investasi. BISNIS INDONESIA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News