BATAM (gokepri) — Klub sepak bola asal Australia, Brisbane Roar, menarik perhatian publik setelah merekrut penyerang Timnas Indonesia, Rafael Struick. Langkah ini memperkuat hubungan antara Brisbane Roar dengan Indonesia dan Belanda, yang selama ini sudah terjalin erat.
Brisbane Roar secara resmi mengumumkan kedatangan Struick pada Senin (16/9/2024). Pemain berusia 21 tahun ini bergabung setelah kontraknya dengan klub Belanda, ADO Den Haag, berakhir.
Bagi penggemar sepak bola Indonesia, nama Brisbane Roar sudah cukup dikenal. Sejak 2012, klub ini dimiliki oleh pengusaha Indonesia, Grup Bakrie, yang menjadikan tim asal Brisbane, Queensland, memiliki koneksi dengan sepak bola Indonesia. Selain itu, beberapa pemain dan pelatih asal Indonesia juga pernah membela klub tersebut.
Sejarah dan Profil Brisbane Roar
Brisbane Roar pertama kali didirikan pada 1957 oleh komunitas imigran Belanda dengan nama Hollandia-Inala FC. Nama ini bertahan hampir dua dekade sebelum diubah menjadi Brisbane Lions FC pada 1973, mengikuti aturan yang melarang penggunaan unsur etnis dalam nama klub.
Tim ini sempat menggunakan nama Queensland Roar saat berlaga di kasta tertinggi Liga Australia pada musim 2005-2006, sebelum akhirnya menetapkan nama Brisbane Roar pada musim 2008-2009. Klub ini bermarkas di Stadion Lang Park yang berkapasitas 52.000 penonton.
Sepanjang sejarahnya, Brisbane Roar berhasil memenangkan tiga gelar A-League pada musim 2010-2011, 2011-2012, dan 2013-2014. Tim ini juga mencatatkan rekor tak terkalahkan terpanjang di Liga Australia dengan 36 pertandingan.
Selain itu, Brisbane Roar sudah lima kali menjadi wakil Australia di Liga Champions Asia dan mencetak sejarah sebagai tim pertama yang meraih gelar juara A-League secara berturut-turut.
Kepemilikan Grup Bakrie
Grup Bakrie resmi mengambil alih 70 persen saham Brisbane Roar pada 2011 dengan nilai investasi sebesar 8 juta dolar Australia (sekitar Rp82 miliar). Setahun kemudian, Grup Bakrie membeli sisa saham yang dimiliki oleh Federasi Sepak Bola Australia (FFA), sehingga menguasai penuh klub tersebut.
Namun, pada 2015, Brisbane Roar mengalami masalah keuangan yang membuat kepemilikan Grup Bakrie sempat terancam. Meski begitu, rencana penjualan saham pada 2016 dibatalkan. Keluarga Bakrie bahkan dilaporkan menolak tawaran sebesar 18 juta dolar Australia (sekitar Rp 186 miliar) untuk membeli saham klub.
Brisbane Roar memiliki sejarah dengan sejumlah pelatih dan pemain ternama. Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, pernah bermain untuk Queensland Roar pada 2005, sebelum memulai karier kepelatihannya sebagai asisten di klub tersebut.
Baca: Tahan Australia 0-0, STY Puji Mental dan Pertahanan Solid Timnas Indonesia
Pelatih Tottenham Hotspur saat ini, Ange Postecoglou, juga pernah membawa kejayaan bagi Brisbane Roar. Di bawah kepemimpinannya, Brisbane Roar memenangkan gelar ganda pada musim 2010-2011 dan mencetak rekor 36 pertandingan tanpa kekalahan.
Sebelum Rafael Struick, Brisbane Roar juga pernah merekrut pemain naturalisasi Indonesia, Sergio van Dijk, yang bermain untuk klub tersebut pada 2008-2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News