Pusat Data Raksasa Telekomunikasi, Energi Hijau Medco

pusat data telkom singtel di Batam
Wakil Menteri BUMN II RI Kartika Wirjoatmodjo (tengah), Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah (kiri), dan CEO Singtel Yuen Kuan Moon (kanan) usai prosesi groundbreaking NeutraDC Hyperscale Data Center Batam di Kabil Industrial Estate pada Rabu, (21/12). Foto: Dok. Telkom

Raksasa perusahaan telekomunikasi Singapura merambah bisnis data center di Indonesia. Batam dipilih sebagai lokasi pusat data karena prospektif.

Penulis: Candra Gunawan

Ada tiga perusahaan yang bermitra membangun instalasi pusat data di Batam. Singtel, perusahaan telekomunikasi Singapura, bergandengan tangan dengan Telkom dan perusahaan energi Medco Power. Mereka mulai mengembangkan 51 megawatt pusat data hyperscale di Batam.

Ketiganya menggelar seremoni peletakan batu pertama 21 Desember 2022 pekan lalu di Kabil Industrial Estate, sisi timur Pulau Batam. Pusat data yang dinamai NeutraDC Hyperscale akan dibangun dalam tiga fase di atas lahan 8 hektare. Tahap pertama berkapasitsas 20MW.

Ekspansi bisnis anak usaha Temasek bermitra dengan dua perusahaan Indonesia ini dimulai pada April ketika menandatangani nota kesepahaman dengan Telkom. Singtel dan Telkom berencana membangun platform untuk membangun dan menguasai pusat data seluruh Asia Tenggara.

Foto: Dok. Medco Power

“Sebagai ekonomi digital terbesar Asia Tenggara, Indonesia adalah inti dari rencana ekspansi kami menuju pertumbuhan pasar,” ungkap Andrew Lim, Chief Commercial Officer Singtel divisi pusat data dalam keterangan resmi Singtel. “Rekam jejak kami dalam merancang, membangun, dan mengoperasikan pusat data, bersama dengan keahlian Telkom dan Medco Power yang mendalam di bidangnya masing-masing, akan terbukti menjadi kemitraan yang kuat.”

Pusat data NeutraDC akan menggunakan dua sumber kelistrikan, termasuk energi hijau dari Medco Power. Namun mayoritas aset pusat data di Batam ini dimiliki Telkom, saham minoritas dibagi untuk Singtel dan Medco Power.

Indonesia adalah pasar ketiga divisi pusat data Singtel. Sebelum di Indonesia, Singtel telah memulai fasilitas pusat data berkapasitas 20MW di Thailand, juga bermitra dengan perusahaan lokal: Gulf Energy dan AIS. Sebelumnya lagi, Singtel punya proyek di wilayah Tuas, Singapura. Dua pusat data ini diperkirakan beroperasi pada 2025.

Pusat Data Singtel di Singapura.

Pusat data di Batam menandai hubungan lebih dari 20 tahun antara Telkom dan Singtel. Singtel sendiri memiliki saham 35 persen di Telkomsel, perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia.

Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), Ririek Adriansyah, mengatakan dalam proyek pusat data tersebut, nilai sharing ketiganya antara lain Telkom 60 persen, Singtel 36 persen dan Medco 5 persen. “Pertimbangan memilih Batam untuk membidik potensi pasar pusat data dari Singapura dan memenuhi kebutuhan pasar domestik,” kata Ririek, Rabu 21 Desember 2022.

Dia menambahkan pusat data bakal berlokasi di Kabil Industrial Estate dengan luas 5 hektare. Tahap awal, pusat data berkapasitas 17 MW akan selesai pada kuartal II/2024 yang terus dikembangkan hingga 51 MW. Hal tersebut, lanjutnya, menyebabkan Singapura tidak bisa memproduksi tambahan pusat data baru. “Kebutuhan Singapura masih besar, makanya di-supply dari Batam,” jelasnya.

Pusat data di Batam bukan yang pertama bagi Telkom. Hingga 2022, Telkom memiliki portofolio eksisting pusat data sebanyak 27 fasilitas di Indonesia.

Baca Juga: KONSUMSI LISTRIK DI BATAM: Haus Listrik Bisnis Pusat Data

Presiden Direktur Medco Power, Eka Satria mengatakan data center tersebut diharapkan memiliki peran penting sebagai connectivity hub regional dan domestik serta menggunakan energi bersih dan terbarukan (renewable energy) yang akan dipasok oleh Medco Power.

“Kami akan bekerjasama dengan Telkom Group dan Singtel untuk mengembangkan data center di Batam dan menyediakan listrik yang handal, bersih dan ramah lingkungan,” kata Eka Satria, kemarin Rabu 21 Dersember 2022.

CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato menambahkan kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen pihaknya dalam penyediaan energi bersih dan terbarukan untuk mendukung mitra bisnis Medco.

Prospek Batam

Berdasarkan laporan terbaru Cushman & Wakefield-properti konsultann- tentang pusat data, Batam dianggap prospektif sebagai peluang pasar pusat data.

“Dengan lokasinya, lahan yang luas, dan konektivitas ke Singapura, Indonesia, dan bagian lain dunia, Batam diharapkan akan mengalami peningkatan investasi akibat dari kendala tanah dan sumber daya di pasar-pasar negara tetangga,” kata Lim. “Mengembangkan pusat data hiperskala terbaik di Batam secara bersama-sama akan memberikan pelanggan regional dengan alternatif yang kuat.”

Kehadiran Telkom-Singtel-Medco menambah daftar proyek pusat data di Batam. Nongsa Digital Park Batam merupakan lokasi proyek pertama untuk Data Center First, platform pusat Asia Tenggara yang didukung oleh Gaw Capital berbasis di Hong Kong dan dipimpin oleh veteran Keppel Data Centres Wong Ka Vin. Fasilitas 30MW tersebut dijadwalkan akan masuk layanan pada kuartal keempat tahun 2023.

Di pulau Jawa, di sisi lainnya, pasar Jakarta yang tumbuh dengan cepat terus menarik para pengembang pusat data, dengan BDx Indonesia mengumumkan rencana bulan lalu untuk mengembangkan kampus 100MW sebagai fasilitas hosting server kelima operator di sekitar ibu kota.

Pada Oktober, raksasa AS Equinix mengungkapkan bahwa akan membangun fasilitas co-location senilai UD74 juta di Jakarta. Pembangunan delapan lantai tersebut, yang dijadwalkan akan dibuka pada paruh kedua tahun 2024, akan menyediakan lebih dari 1.600 lemari dan lebih dari 5.300 meter persegi (57.049 kaki persegi) ruang co-location saat selesai dibangun.

***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait