Batam (gokepri.com) – Bank Indonesia (BI) mencatat sekitar 25 ribu merchant (pedagang) dan perorangan di Provinsi Kepri sudah menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepri terus menggalakkan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menggunakan QRIS.
“Sampai awal Maret (2020), sudah ada 2,6 juta pengguna QRIS. Sebanyak 25 ribu di antaranya di Provinsi Kepri, dan Batam 20 ribu,” ungkap Kepala Divisi Sistem Pembayaran BI Kepri, Arif Kurniawan saat menyosialisasikan penggunaan QRIS kepada ratusan agen Lakupandai di Kota Batam, Kamis (12/3/2020).
Arif menjelaskan, sosialisasi yang berlangsung di lantai 3 Gedung BI Perwakilan Kepri di Batam Centre ini digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan QRIS. Menurutnya, ada beberapa keuntungan bagi agen lakupandai apabila menggunakan QRIS. Di antaranya mempermudah transaksi, tak perlu menyiapkan uang kecil untuk kembalian, mengurangi risiko menerima uang lusuh atau robek, dan mengeliminir penyebaran uang palsu.
“QRIS merupakan standar penggunaan QR Code untuk kemudahan bertransaksi,” ujarnya.
Kepala OJK Kepri, Iwan M. Ridwan mendorong para agen lakupandai untuk menggunakan layanan keuangan digital ini. Mengingat 96 persen wilayah Kepri adalah perairan, sehingga memudahkan masyarakat dan agen lakupandai dalam melakukan transaksi keuangan.
“Agen lakupandai dapat melakukan transaksi keuangan tanpa kantor, masyarakat dengan strata apapun bisa datang untuk membuka rekening, setor atau cek saldo, hingga transfer dana. Melalui QRIS, palaku UKM sangat terbantu sekali,” katanya.
Iwan mengungkapkan, perkembangan agen laku pandai di Provinsi Kepri meningkat pesat selama periode Desember 2016 sampai Desember 2019. Peningkatannya mencapai 500 persen, dari sebelumnya sekitar 1.132 agen menjadi 7.602 agen.
“Terbanyak Batam dengan 7.494 agen,” katanya. (wan)