BATAM (gokepri) – Kota Batam kini memiliki balai latihan kerja baru yang berlokasi di Kawasan Terpadu Industri Kabil. Fasilitas hasil transformasi balai latihan kerja Indonesia ini mendidik dan melatih calon tenaga kerja dengan berbagai keterampilan sebelum ditempatkan di dunia kerja.
Menteri Ketenagakerjaan Kerja Ida Fauziyah meresmikan fasilitas BLK itu yang bernama Workshop Satuan Pelayanan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Satpel PVP) Batam, Rabu 10 Juli. Pembangunan Satpel PVP itu merupakan salah satu bagian dari transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) dan satu dari sembilan lombatan besar Kementerian Ketenagakerjaan.
Baca: Segera Beroperasi, BLK Kabil Jadi Solusi Kebutuhan Industri
Sembilan Lompatan Besar itu terdiri atas transformasi BLK, link and match ketenagakerjaan, transformasi program perluasan kesempatan kerja, pengembangan talenta muda, perluasan pasar kerja luar negeri, visi baru hubungan industrial, reformasi pengawasan, ekosistem digital SIAPKerja, dan reformasi birokrasi.
Ada lima kejuruan pelatihan yang terdapat di Workshop Satpel PVP Batam ini. Yakni pelatihan barista, welding, housekeeping, Programmable Logic Controller (PLC), dan Pembuatan Animasi. Satpel PVP Batam ini juga merupakan bagian dar kerja sama tiga BLK, yaitu Medan, Bekasi dan Serang.

Ida Fauziyah mengatakan transformasi BLK merupakan upaya pemerintah yang berkonsentrasi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (sdm) menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Karena kita terikat pada keinginan untuk membangun Indonesia melalui penguatan SDM, agar keinginan kita menciptakan Indonesia maju di 2045 bisa terpenuhi,” ujarnya saat sambutan.
Menurut Ida, Indonesia harus mampu memanfaatkan bonus demografi secara maksimal pada tahun-tahun mendatang, yang diprediksi mencapai puncaknya pada 2035 sebelum memasuki era penduduk usia lanjut.

Kemenaker mencatat setidaknya ada empat pilar kemampuan yang harus dikuasai oleh penduduk usia produktif di Indonesia demi menuju Indonesia maju 2045. Seperti, pembangunan manusia serta penguasaan ilmu dan teknologi, pembangunan eko berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan pemantapan nasional dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Ida menyebutkan, tingkat pengangguran pada Februari 2024 mencapai 4,8 persen sedangkan pada Februari 2023 mencapai 5,3 persen. Menurutnya, itu merupakan tingkat pengangguran terendah sepanjang reformasi.
“Pilar yang paling utama dari empat itu adalah pembangunan manusia dan penguasaan pengetahuan serta teknologi,” kata Ida.
Menurutnya, pendidikan dan pelatihan vokasi harus sesuai dengan industri dan pasar kerja yang dibutuhkan. Sehingga menurutnya, sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah dan industri mengambil bagian dalam pelatihan vokasi yang disediakan.
“Saya kira tingkat pengangguran terbuka karena tidak matching-nya dengan pelatihan vokasi bisa diatasi,” kata Ida.

Direktur HR Citramas Group, Nara Dewa mengatakan kehadiran BLK ini bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan industri di Kota Batam. Ia pun turut mengapresiasi langkah pemerintah yang telah mendukung penuh berdirinya BLK Batam guna menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja.
“Alhamdulillah, tadi Pak Kadisnaker Batam sudah meninjau kesiapan BLK Kabil. Kami berharap, BLK ini bisa menyiapkan tenaga kerja yang profesional dan berkualitas,” ujarnya, Kamis (4/7/2024).
Di samping itu, Nara Dewa berharap BLK Batam bisa menjadi salah satu langkah strategis pemerintah untuk melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan kompetitif agar mampu bersaing di dunia kerja.
Untuk diketahui, BLK Batam berdiri di atas lahan yang dikelola Kawasan Industri Terpadu Kabil seluas 4,2 hektare.
Nantinya, para peserta akan mendapatkan dua sertifikat setelah menyelesaikan pelatihan di sana. Kedua sertifikat itu terdiri dari sertifikat pelatihan dan kompetensi. Para peserta pelatihan juga memiliki kesempatan untuk langsung terjun di dunia kerja.
“Kami nantinya juga akan mengundang beberapa pelaku industri untuk melihat langsung proses pelatihan. Jadi harapannya bisa langsung merekrut,” ujar perwakilan BBPLK Medan, Rahmat P Siregar. Ia mengatakan lamanya pelatihan juga berbeda-beda. Sesuai jenis dan kategori.
“Ada yang 22 hari dan ada juga yang 42 hari. Sejauh ini, ada 80 peserta yang mengikuti pelatihan. Kalau yang mendaftar lebih banyak,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penulis: Muhammad Ravi