MALAYSIA (gokepri) – Genting Berhad menandatangani kesepakatan senilai USD962.8 juta (sekitar Rp15,8 triliun) dengan Wison New Energies asal China untuk membangun fasilitas LNG (Liquefied Natural Gas) apung.
Fasilitas ini akan berlokasi di wilayah Provinsi Papua Barat, Indonesia, dengan kapasitas produksi 1,2 juta metrik ton per tahun. Rencananya, fasilitas tersebut mulai beroperasi pada kuartal ketiga 2026. Pembangunannya akan dilakukan di galangan kapal Wison di Nantong dan Zhoushan, China.
Baca:
- PGN Optimalkan LNG Hadapi Risiko Geopolitik dan Ancaman Produksi Gas Bumi
- Tingkatkan Penyerapan Gas Domestik, PGN Serap Pasokan LNG IDD Bangka dari WK Rapak
Menurut pernyataan Genting pada 20 Juni, sumber pasokan gas untuk fasilitas ini berasal dari struktur Asap, Merah, dan Kido di dalam wilayah konsesi Blok Gas Kasuri.
Presiden dan Chief Operating Officer Genting, Tan Kong Han, dalam konferensi pers menyatakan bahwa perusahaannya meraih “kesuksesan yang sangat signifikan” dan menemukan hidrokarbon dari pengeboran eksplorasi di Blok Gas Papua Barat mereka.
“Kami telah meraih banyak kesuksesan di blok ini. Kami mengebor 10 sumur, dan seluruhnya menemukan hidrokarbon,” ujar Tan.
Genting Oil Kasuri, anak usaha Genting, telah menandatangani kontrak bagi hasil produksi untuk Blok Kasuri dan pertama kali menemukan gas di sana pada 2011.
Pernyataan tersebut menyebutkan, 101 juta kaki kubik standar per hari (mmscfd) gas dari Blok Kasuri akan dialirkan ke pabrik amonia dan urea yang akan dibangun di Papua Barat selama 17 tahun. Sementara itu, 230 mmscfd gas lainnya dialokasikan untuk fasilitas LNG apung selama 18 tahun.
Genting belum menyebutkan secara spesifik calon pembeli gas dari fasilitas LNG apung tersebut. Namun, Tan mengatakan bahwa perusahaannya sedang berdiskusi dengan pembeli potensial seperti Shell dan BP. REUTERS
Cek Berita dan Artikel yang lain diĀ Google News