Energi Surya Ubah Wajah Ekonomi Warga Tanjung Uma

proyek PLTS di Batam
Operator PLTS melakukan pengecekan terhadap panel surya PLTS PT PLN Batam. Foto: Gokepri.com/Engesti Fedro

Kehidupan ekonomi warga Tanjung Uma, Lubuk Baja, Batam, Kepulauan Riau, kini mengalami perubahan signifikan. Mereka merasakan manfaat listrik 24 jam yang dihasilkan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mendukung stabilitas usaha.

Engesti Fedro, Batam

Bacaan Lainnya

“Kalau kata orang Melayu, petuah hidup isi gurindam, sejukkan hati dinginkan kepala, dua tahun sering padam, kini benderang cerah menyala,” ujar Sri Marlien (42), pedagang lontong dan nasi kuning di Tanjung Uma, Rabu (6/11/2024).

Di sebuah sudut kedai kecil yang sederhana, Sri memandang wajah-wajah para pelanggan yang semakin ramai datang. Sambil menatap langit yang cerah, Sri merasa bersyukur matahari kini turut menjadi sumber kehidupan baru bagi usahanya.

“Dulu, kalau listrik padam, jualan bisa terhambat. Tapi sekarang, alhamdulillah, omzet naik. Pelanggan pun semakin banyak,” kata dia sambil memotong lontong.

Pagi itu, Sri terlihat sibuk, beberapa kali dia terlupa pesanan pelanggannya. Sri memang belum punya karyawan karena usaha yang ditekuninya adalah usaha rumahan. Sehingga semua dilakukan secara mandiri.

Dalam sehari Sri mampu menjual 100 porsi lontong maupun nasi kuning. Jumlah ini cukup banyak dibanding tahun sebelumnya. Bahkan dirinya sampai kewalahan melayani pelanggan karena terlalu banyak.

Sri, yang telah 19 tahun tinggal di Tanjung Uma, kehidupannya ditopang dari usaha berjualan. Dari usaha itu ia bisa menyekolahkan dua anak hingga ke perguruan tinggi.

“Saya sudah cerai dengan suami, ya jualan sekarang. Dari jualan inilah kami bertahan hidup. Tidak ada kerja lain cuma ini saja,” kata dia.

Sri Marlien, pedagang lontong dan nasi kuning di Tanjung Uma sedang menyiapkan pesanan pelanggan. Foto: Gokepri.com/Engesti Fedro

Baca Juga: 

Dua tahun lalu, padamnya listrik hingga tiga kali sehari membuatnya kewalahan dan pusing tujuh keliling. Kalau kata Sri seperti minum obat. Ia sering kehilangan banyak bahan makanan karena mudah basi, dan kulkas rusak akibat mati listrik berkali-kali.

“Kalau listrik padam, biaya operasional habis, setiap bulan minus,” jelasnya.

Namun, kondisi kini berubah sejak adanya PLTS di wilayah tersebut.

“Alhamdulillah, sekarang listrik jarang mati, kalau pun mati sebentar langsung hidup lagi,” kata Sri.

Omzetnya pun perlahan naik, pelan-pelan perekonomian Sri semakin baik. Bahkan ia baru membeli alat pemanas makanan baru untuk mendukungnya berjualan.

“Sekarang sudah stabil, kami bisa mengolah nasi kuning lebih lama tanpa khawatir. Saya bisa buka lebih lama, bahkan buka lebih awal dari sebelumnya,” tambahnya.

Tak hanya Sri, kehidupan ekonomi warga Tanjung Uma lainnya juga mengalami perubahan yang signifikan. Mereka merasakan dampak positif dari hadirnya listrik 24 jam yang dihasilkan melalui PLTS.

Salah satunya, warung kelontong yang tak jauh dari lokasi Sri berjualan. Pemilik warung, Wahyu (44). Ia sedang memindahkan minuman kaleng dan botol ke dalam show case (kulkas kaca) miliknya saat Gokepri.com mampir ke warungnya. Minuman kaleng dan botol itu sengaja ia masukkan ke dalam kulkas agar pembeli punya pilihan jika ingin minum minuman dingin.

Dia mengaku, saat ini omzet penjualannya sudah mulai meningkat. Ia bahkan membeli kulkas beku (freezer) untuk membuat es batu dan menyimpan makanan beku.

“Kalau sekarang listrik sudah stabil. Mati lampu aja paling sebentar. Jadi dagangan tidak rusak,” jelas dia.

PLTS Batam Jadi Solusi Energi Bersih

PLTS milik PT PLN Batam yang berdiri kokoh di Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam ini memanfaatkan sinar matahari yang melimpah di daerah pesisir. Pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 1 Megawatt ini menjadi simbol komitmen Batam menuju energi bersih dan berkelanjutan.

Engineer Instrumen Fasility Pelayanan Energi Batam, Muhammad Habibie mengatakan pembangkit listrik ini memasok daya untuk lebih dari 100 rumah, puskesmas, tempat ibadah, dan fasilitas umum dengan rata-rata daya 1.300 VA per rumah.

“PLTS di Tanjung Uma ini untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat Batam, menggunakan sistem On Grid dengan kapasitas 1 megawatt,” kata dia.

PLTS ini dibangun sejak 2022 di lahan seluas satu hektar, dengan kuota instalasi mencapai 2.720 unit. PLN Batam berencana memperluas kapasitasnya menjadi dua hektar.

“Ke depannya, jaringan akan semakin handal. Kami terus berkomitmen mendukung energi bersih,” tambah Habibie.

Keberhasilan PLTS ini didukung oleh pemeliharaan ketat tim operator, yang rutin memeriksa inverter, trafo, dan komponen penting lainnya. PLTS Tanjung Uma juga memainkan peran penting dalam mendukung komitmen PT PLN Batam dan pemerintah untuk mempercepat transisi menuju energi bersih.

Pos terkait