Batam (gokepri.com) – Kepri tak masuk lima besar tujuan investasi asing di Indonesia pada saat bersamaan kondisi perekonomian dunia dilanda pandemi. Realisasi investasi asing di provinsi ini selama Januari-September 2021 hanya USD956,5 juta.
Jumlah investasi asing yang mendapat persetujuan sepanjang sembilan bulan pertama 2021 tahun ini menurun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, penanaman modal asing yang disetujui selama Januari hingga September 2021 menurun sekitar 25 persen.
|Baca Juga: DATA: Investasi ke Kepri sepanjang Tahun Pandemi
Pada periode Januari-September 2020 sebesar USD1,27 miliar atau sekitar Rp18,7 triliun yang berasal dari 1.543 proyek.
Sedangkan periode 2021 menurun menjadi USD956,5 juta atau sekitar Rp14 triliun yang berasal dari 983 proyek.
Secara peringkat realisasi investasi asing di Indonesia berdasarkan lokasi pada Januari-September 2021, Kepri berada di peringkat 10. Peringkatnya menurun dibanding periode tahun lalu yang berada pada peringkat 6 se-Indonesia.
Lima besar realisasi investasi asing di Indonesia selama Januari-September 2021 yakni Jawa Barat (USD4,2 miliar), DKI Jakarta (USD2,6 miliar), Malukut Utara (USD1,8 miliar), Sulawesi Tengah (USD1,7 miliar) dan Banten (USD1,5 miliar).
Kepri juga tak pernah masuk lima besar realisasi investasi asing di Indonesia berdasarkan lokasi selama periode lima tahun terakhir. Jawa Barat selalu menjadi destinasi investor asing paling pertama dalam periode tersebut dengan rata-rata total investasi USD5 miliar setiap tahun.
Adapun sepanjang triwulan III/2021, Kepri berada di peringkat 11 se-Indonesia dengan investasi USD316,7 juta yang berasal dari 638 proyek.
Pada periode yang sama tahun lalu, Kepri peringkat 5 dengan investasi USD506 juta yang berasal dari 569 proyek.
Perlambatan juga terlihat pada realisasi investasi dari penanaman modal dalam negeri atau PMDN.
Sepanjang Januari-September 2021, Kepri peringkat 16 se-Indonesia. Investasi PMDN di provinsi ini senilai Rp6,5 triliun dengan 2.468 proyek.
Pada periode tahun sebelumnya, Kepri peringkat 9 dengan investasi PMDN senilai Rp10,7 triliun yang berasal dari 1.495 proyek.
Perlambatan Investasi
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasikan data realisasi investasi periode Juli-September (triwulan III) tahun 2021 mencapai Rp216,7 triliun dan realisasi investasi secara kumulatif periode Januari-September tahun 2021 yang mencapai Rp659,4 triliun.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2021 tercatat cukup tinggi sebesar 7,07% dengan capaian realisasi investasi Rp 223,0 triliun.
Namun, realisasi investasi pada triwulan III mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan II tahun 2021 sebesar 2,8%.
Di sisi lain, kebijakan PPKM telah berhasil menekan penyebaran Covid-19 sampai dengan triwulan III tahun 2021 sehingga iklim investasi kembali optimis dan diharapkan pertumbuhan ekonomi di triwulan III tetap positif.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan Dengan adanya kasus peningkatan positivity rate Covid-19 pada bulan Juli sampai pertengahan Agustus, memaksa Pemerintah melakukan pembatasan kegiatan ekonomi khususnya di Pulau Jawa, mengakibatkan perlambatan kegiatan investasi.
“Namun, setelah penanganan yang baik oleh Pemerintah, dengan statistik penurunan kasus positif Covid-19 pada pertengahan Agustus, pergerakan ekonomi riil terus membaik, sehingga para pelaku usaha dapat melakukan percepatan konstruksi atau pembangunan proyeknya,” jelas Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, 27 Oktober 2021.
Realisasi investasi triwulan III tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 3,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 (Rp209,0 triliun).
Capaian realisasi investasi pada periode Januari–September ini menyumbang 73,3% terhadap target tahun 2021 sesuai dengan arahan Presiden sebesar Rp900 triliun.
Dari realisasi investasi tersebut dapat menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 912.402 orang.
Apabila dilihat capaian triwulan III dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami perlambatan sebesar 2,7% dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami peningkatan sebesar 10,3%.
Capaian PMA di triwulan III mengalami perlambatan sebesar 11,6% jika dibandingkan dengan capaian triwulan II tahun 2021.
Sektor penyumbang terbesar berasal dari perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 20,6 triliun (18,2%); sedangkan untuk lokasi proyek, realisasi investasi terbesar berada di Jawa Barat Rp 17,1 triliun (15,1%).
Dalam periode yang sama, realisasi PMA sebesar Rp 103,2 triliun atau 47,6% dari total capaian realisasi investasi dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 154.715 orang.
Sektor penyumbang realisasi PMA terbesar berasal dari industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 21,5 triliun (20,9%) dan untuk lokasi proyek dengan realisasi investasi terbesar berada di Jawa Barat Rp 17,7 triliun (17,1%). PMA yang menyumbangkan realisasi terbesar berasal dari negara Singapura Rp 37,4 triliun (36,2%).
Pada periode triwulan III tahun 2021 ini terdapat beberapa pelaku usaha yang mulai konstruksi, antara lain di bidang usaha aktivitas data centre, industri baterai lithium, otomotif dan komponennya, serta makanan dan minuman di Jawa Barat; industri alas kaki di Jawa Tengah; serta bidang usaha lainnya yang menjanjikan menjadi basis industri pengolahan dan penunjang sektor jasa. (Can)
|Baca Juga: Realisasi Investasi di Batam Meningkat