JAKARTA (gokepri) – Pertamina mendorong inovasi melalui teknologi CCS untuk mengurangi emisi karbon dalam industri energi. Forum IIA 2024 menekankan pentingnya energi terbarukan dan keberlanjutan dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.
Forum Improvement and Innovation (IIA) 2024 digelar untuk membahas inovasi dan perbaikan dalam mencapai target net zero emission melalui teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan di industri energi migas, termasuk Direktur Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, Wisnu Hindadari; General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama; VP Exploration Regional Jawa, Indra Yuliandri; COO Pertamina, Aditya Muhammad Bintang; Asisten Manajer Cilegon GMS, Fauzie Danendra; serta Koordinator Riset Ekologi BRIN, Agusta Samodra Putra.
COO Pertamina, Aditya Muhammad Bintang, yang juga keponakan Komisaris Pertamina, menekankan pentingnya teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) sebagai upaya utama dalam mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dari aktivitas industri, terutama di sektor energi.
“Jika proyek CCS ini diterapkan dengan efektif, maka dapat secara signifikan mengurangi jejak karbon dalam proses produksi energi,” ujar Aditya, Sabtu 19 Oktober 2024.
Tahun ini, IIA mengusung tema “Driving Innovation: Pioneering Sustainable Energy and Community Development,” sebagai bentuk komitmen Pertamina dalam terus berinovasi demi keberlanjutan energi dan pelestarian lingkungan.
Baca: Indonesia Butuh Rp3.460 Triliun untuk Kurangi Emisi Karbon
Menurut Wisnu Hindadari, Direktur Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, Forum IIA memiliki misi strategis untuk menjadi jembatan antara dunia bisnis, khususnya sektor minyak dan gas, dengan inovasi berkelanjutan.
Di sisi lain, VP Exploration Regional Jawa, Indra Yuliandri, memaparkan peralihan kebutuhan energi nasional di Indonesia. Ia menjelaskan kebutuhan energi Indonesia mencapai 160 juta ton setara minyak, dengan 61% berasal dari minyak dan gas, serta hanya 8% dari energi terbarukan. Indra menekankan pentingnya mempercepat adopsi sumber energi terbarukan guna memenuhi target 47% kebutuhan energi nasional.
Sementara itu, General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, menjelaskan kemitraan Joint Study Agreement (JSA) dengan POSCO International. Ia menyoroti parameter keberhasilan kerja sama ini, khususnya dampaknya terhadap lingkungan, dengan tujuan menciptakan solusi ramah lingkungan yang berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Baca: Awal 2028, Target Indonesia Ekspor Listrik ke Singapura