89 Kasus Kekerasan Terjadi di Batam dalam 3 Bulan, Mayoritas Kekerasan Seksual

predator seksual anak
Ilustrasi. Kekerasan seksual terhadap anak. Foto: Freepik

BATAM (gokepri.com) – Sepanjang Januari hingga Maret 2025, Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Batam mencatat 89 kasus kekerasan, dengan mayoritas merupakan kekerasan seksual.

Kepala UPTD PPA Kota Batam, Dedy Suryadi, mengungkapkan bahwa dari jumlah tersebut, sebanyak 64 kasus menimpa anak-anak, sementara 25 lainnya menimpa perempuan.

“Sebagian besar merupakan kekerasan seksual. Ini menunjukkan masih tingginya kerentanan kelompok rentan, terutama anak-anak,” ujar Dedy di Batam, Selasa (15/4/2025).

Baca Juga: Kekerasan Terhadap Perempuan di Batam: Tak Hanya Fisik, Ada Psikologis dan Verbal

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah laporan meningkat signifikan. Pada Januari–Maret 2024, tercatat hanya 53 kasus, terdiri dari 45 kekerasan terhadap anak dan 8 terhadap perempuan.

Menurut Dedy, peningkatan ini bukan semata karena situasi sosial memburuk, melainkan karena kesadaran masyarakat untuk melapor mulai tumbuh.

“Sekarang makin banyak korban dan keluarga yang berani bersuara. Mereka tidak lagi takut atau bingung ke mana harus mengadu,” jelasnya.

Dedy juga mengungkapkan bahwa sejumlah laporan tahun ini berasal dari kasus lama yang baru terungkap. Beberapa di antaranya bahkan sudah terjadi bertahun-tahun lalu, namun baru dilaporkan setelah korban merasa cukup kuat untuk menceritakan pengalaman pahit mereka.

Ia menyoroti beberapa faktor yang memicu meningkatnya kasus kekerasan, seperti kurangnya regulasi perlindungan digital bagi anak, lemahnya pengawasan lingkungan, serta keterbatasan pemahaman orang tua dalam menjalankan fungsi pengasuhan.

“Banyak orang tua sibuk bekerja sehingga tidak mampu mengawasi aktivitas anak, terutama di dunia digital yang semakin terbuka,” ujarnya.

Untuk menekan angka kekerasan, UPTD PPA terus mendorong upaya edukasi dan sosialisasi agar masyarakat lebih sadar dan peduli terhadap isu perlindungan anak dan perempuan. ANTARA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pos terkait