BATAM (gokepri.com) – Aliasar, wartawan yang diduga diancam oleh Sekwan DPRD Lingga, Safaruddin memenuhi panggilan klarifikasi penyidik Ditreskrimum Polda Kepri, Senin 18 November 2024.
Aliasar diminta keterangan sebagai pelapor sekaligus korban atas keganasan Safaruddin saat di Hotel Winner, Kelurahan Pancur, Lingga Utara, Lingga, Rabu 23 Oktober 2024 lalu.
Usai memberikan klarifikasi di Polda Kepri, Aliasar mengaku lega karena semua informasi dan kronologi kejadian sudah dibeberkannya kepada penyidik yang memeriksanya. Termasuk motif pengancaman dan peran sejumlah orang.
Baca Juga: Polda Kepri Tunjuk Enam Penyidik Tangani Kasus Pengancaman Wartawan di Lingga
“Untuk kelanjutan kasus ini, silakan konfirmasi ke penyidik. Semuanya sudah saya jelaskan secara terang benderang. Termasuk motif dan jenis botol minuman yang dipecahkan Safaruddin untuk memukul saya,” ungkap Aliasar, Selasa 19 November 2024.
Menurut Aliasar, kejadian pengancaman yang dialaminya itu, disaksikan oleh sejumlah orang yang menemani Safaruddin. Diketahui, Safaruddin merupakan suami dari Ketua DPRD Kabupaten Lingga, Mayasari.
“Ada sekitar 8 orang yang dibawa Safaruddin, diantaranya bernama, Tono, Widi, Hendra, Rian, Ruslan, Tamrin dan Ali Bizar, serta beberapa orang lainnya dari pihak hotel Winner,” jelasnya.
Mengenai motif pengancaman, Aliasar menduga erat kaitannya dengan pemberitaan kasus dugaan korupsi pengadaan tanaman hias dan bonsai yang melibatkan Maratusholiha, istri Bupati Lingga, Muhammad Nizar.
Dugaan ini dikuatkan dengan pernyataan Safaruddin saat melakukan pengancaman terhadap Aliasar. Mantan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Lingga itu, mengaku tak marah dengan pemberitaan di medianya tentang kasus korupsi bansos, dana desa dan aset daerah yang hilang.
Tetapi, Safaruddin dan kawan-kawannya mengaku marah ketika kasus pengadaan tanaman hias dan bonsai pada Dinas Perkim Lingga Tahun Anggaran 2021 diberitakan dan melibatkan Maratusholiha.
“Kenapa kawan-kawan yang marah, yang bersangkutan saja tidak marah,” kata Aliasar heran.
Pasca kejadian pengancaman yang dilakukan Safaruddin bersama 8 orang lainnya, Aliasar mengaku trauma dan mengungsi untuk sementara waktu ke Tanjungpinang.
“Demi keselamatan, untuk sementara waktu, saya mengungsi ke Tanjungpinang di rumah keluarga,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News